Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pandemi, Persamaan dan Perbedaan Antara Corona dan Polio

31 Maret 2020   18:14 Diperbarui: 6 April 2020   21:40 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay - Conmongt

Anak-anak bisa menikmati hari-harinya dengan lebih bahagia. Apalagi sejak vaksin polio dikembangkan lagi oleh Albert Sabin yang merupakan peneliti medis dari Amerika Serikat juga. 

Vaksin polio yang dikembangkan oleh Sabin, diberikan kepada anak-anak dalam bentuk cairan yang diteteskan ke mulut. Lebih populer, lebih murah dan lebih mudah dalam penggunaannya. Sekarang Indonesia dan dunia boleh dikatakan aman dari virus polio.

Cobaan Tuhan selalu ada. Datangnya tak pernah bisa kita ketahui. Saat ini seluruh dunia sedang dilanda pandemi covid 19. Penyebaran penularan sangat cepat. 

Dengan kemajuan teknologi informasi yang tak kalah cepat, setiap hari, setiap saat banyak sekali informasi tentang covid 19. Laporan banyaknya orang positif, yang sembuh atau yang meninggal. Ajakan-ajakan dalam melakukan pencegahan. 

Pada dasarnya suatu bentuk social distancing. Jangan bersalaman, hindari keramaian, sering cuci tangan, gunakan masker, penyemprotan disinfektan dan lain-lain. 

Semuanya dengan tujuan utama memutus mata rantai penyebaran dan penularan virus covid 19. Sayangnya ada cukup banyak juga informasi yang kurang benar. Bahkan ada yang memanfaatkan media informasi untuk menjelekkan pemerintah yang sebenarnya sudah berusaha sebaik-baiknya menanggulangi pandemi covid 19.

Aku tidak bisa membohongi diri sendiri, bahwa aku sedih dan takut dengan pandemi covid 19 saat ini. Bagaimana dulu perasaan orang tuaku? Apakah juga merasa sedih? Apakah juga merasa takut?  

Saat itu anakku mengikuti suaminya mengikuti sebuah simposium di kota Malang. Pada awal Februari 2020. Mereka membawa anaknya (cucuku) yang berusia dua tahun pergi ke Malang. Mereka pergi dengan menggunakan KA dari Cirebon ke Surabaya. Dan dari Surabaya ke Malang ada penjemputan dengan mobil. 

Aku berpesan kepada anakku untuk menggunakan masker selama perjalanan, gunakan masker untuk anaknya juga. Tapi anakku tidak menggunakan masker dengan alasan anaknya tidak mau. 

Selama di Malang aku tetap menyarankan agar selalu menggunakan masker saat bepergian dengan angkutan umum. Tetap tidak dilakukan dengan alasan anaknya tidak mau

Aku  bertanya kepada suamiku. Apakah memang perlu atau tidak perlu menggunakan masker? Suamiku menjawab, tidak perlu. Lebih baik mengkonsumsi makanan yang memperkuat daya tahan tubuh. Aku diam. Aku tidak lagi meminta anakku untuk menggunakan masker. Tetapi ... tetapi... saat pulang anakku mengirim foto melalui WhatsApp (WA). Semuanya, cucu-anak-dan-suaminya, menggunakan masker dalam perjalanan pulang dengan KA. Aduh bahagianya hatiku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun