Mohon tunggu...
susi respati setyorini
susi respati setyorini Mohon Tunggu... Guru - penulis

Pengajar yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pancake Cokelat Almond

13 Februari 2021   06:02 Diperbarui: 13 Februari 2021   06:08 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hei! Jangan takut. Kamu sudah berhasil masuk kemari berarti kamu pemberani. Kenapa sekarang jadi takut begitu, heem?"

Diyanti makin beringsut menuju pintu. Otak gadis itu sedang menyusun rencana untuk kabur. Keberaniannya luntur seketika demi mendengar suara tanpa wujud itu.

"Hei! Kamu nggak bisa lihat aku, ya? Oke, biar mata kamu aku perjelas."

Tiba-tiba seberkas sinar berputar-putar depan mata Diyanti, lalu menerobos masuk hingga tubuhnya terjerembab.

"Aww!"

"Sudah bisa lihat aku?"

Terdengar jentikan jari-jari. Diyanti membuka matanya pelan-pelan sebelum akhirnya terpejam lagi.  Dia lebih dulu menjerit tertahan. Kedua tangannya menutupi wajahnya sendiri. Terpekik kencang hanya akan menyebabkan Nenek terbangun.

Arah mata Diyanti terkunci pada posisi pukul 12. Dengan posisi kepala sedikit terangkat, kedua matanya terbelalak tak mempercayai apa yang dilihatnya.

"Si-siapa kamu?" tanya Diyanti.

"Siapa? Aku?" Suaranya centil. Dia duduk di atas meja dengan kaki kanan ditumpuk ke kaki kirinya. Tubuhnya mungil. Mungkin setinggi telunjuk Diyanti.

Diyanti makin tegang dan ketakutan melihat makhluk aneh itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun