Mohon tunggu...
Rini Yuni
Rini Yuni Mohon Tunggu... Penulis - Salam Literasi

Bersama membuka jendela dunia 🌏

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sayatan Kecil di Hati Ketika Upacara

10 Februari 2020   23:25 Diperbarui: 10 Februari 2020   23:45 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini aku buru-buru berangkat ke kantor, Kupanasi motorku agar perjalananku menjadi lancar tanpa kendala. Sementara itu tanganku pun sibuk menyiapkan buku-buku yang akan kupakai untuk mengajar. Ah.. ada saja yang jatuh, sebuah catatan kecil tentang materi yang sudah ku persiapkan semalam.

Ku kendarai motorku dengan kecepatan 80km/jam, itu sebuah kecepatan yang lumayan tinggi bagiku untuk jarak perjalanan yang pendek. Tapi aku harus segera tiba di sekolah untuk upacara bendera. Ku pikir diriku bisa hadir tepat waktu, ternyata tidak di jalan ada mobil yang mogok sehingga antrian panjang menghalangi perjalananku. Hatiku semakin tak karuan memikirkan perasaanku yang malu jika terlambat. 

Hingga akhirnya sampailah diriku didepan pintu gerbang sekolah, ehm.. benarkan, aku terlambat pagi ini, 15 menit sudah berlalu. Ku lihat didepan gerbang banyak anak SD, entah apa yang mereka tunggu, kupikir pintu gerbang tertutup " Apa aku terus saja ya, nanti masuk kalau sudah usai upacara, " Gumamku dalam hati.

" Ah, terus aku kemana kalau tidak kesekolah, aku akan berhenti dimana, Bagaimana ya sebaiknya, " Hatiku terus berdebat. Begitu tiba didepan gerbang ku lihat ternyata gerbangnya tidak tertutup, walau dengan perasaan ragu, akhirnya masuk juga diriku kedalam sekolah meski sedikit terlambat pukul 06.65 itu waktu yang tertera di face print pegawai. 

He... He.. He akhirnya aku duduk d kursi tamu diruang tata usaha sambil menunggu upacara usai. Dikala upacara sedang amanat pembina, hatiku merasa tidak enak, " kenapa kok harus disini diriku, "Kata hatiku. Akhirnya kutinggalkan tas dan tumblerku di kursi itu dan diriku melangkah ke lapangan upacara.

Aku tersenyum dalam hati karena tak lama diriku berdiri mengikuti amanat upacara, absen pegawai berjalan dan diriku tidak ketinggalan untuk tanda tangan kehadiran upacara. Alhamdulillah , " Kataku lirih sambil tersenyum yang tak seorangpun melihat senyumku itu. 

Tatkala upacara masih berlangsung, aku merasakan hal yang aneh tengah terjadi dalam barisan karyawan ini. Tapi apa ya akupun tak mengerti hingga seseorang menandaskan padaku tentang kebersihan sekolah. Aduh..pikirku, kenapa ada orang yang berfikir seperti ini.

Coba jadilah seperti kami sebentar saja, aku ingin melihat apa yang bisa dilakukan. Aku hanya tersenyum sementara dia terus mengobarkan filosofinya tentang kegiatan yang telah kami lakukan beberapa hari yang sedikit memanaskan daun telingaku.

Ingin bibir ini berkata dan sedikit menjelaskan, tapi... Ah sudahlah untuk apa, aku pikir itu ungkapan seseorang yang tidak mengerti tentang program  yang kami geluti. Tapi cukup lega hatiku ketika aku bisa melontarkan pertanyaan jika seperti ini, berarti bagaimana solusinya? dan tak ada jawaban sepatah katapun. 

Seharusnya jika sudah sampai pada tingkatan ini, seluruh warga sekolah memahami bahwa selain intern, kemitraan sekolah adalah hal yang lebih penting lagi, karena kemitraan ini tidak bisa datang begitu saja. Di mana ada yang menawarkan kerjasama maka kamipun akan menyambut dengan baik sebagai tambahan kemitraan sekolah. 

Memang mengkritisi itu lebih mudah daripada menjalankannya. Dan satu hal yang mesti disadari oleh manusia bahwa gajah dipelupuk mata tak nampak lebih nampak semut diseberang lautan. (By Rien's)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun