"Di kelas manajemen kebun saya akan jelaskan secara transparan mengapa sayur organik harganya lebih tinggi. Saya akan sampaikan hitung-hitungan ke petani berapa biaya benih, berapa ongkos tenaga, berapa harga perawatannya, dan berapa bagian yang didapat petani. Tidak cuma itu, kami bahkan mempertemukan petani dan konsumen di pertemuan konsumen supaya petani ini tahu mengapa kualitas sayurnya harus bagus," kata Maya.
Sejak 2015, Maya dan Wita menjual produk sayur mereka langsung ke tangan konsumen. Dengan begitu, mereka bisa langsung mengedukasi konsumen dan mengetahui permintaan pasar secara langsung.
Seiring berjalannya waktu, kini Maya juga memasarkan hasil panen lewat media sosial agar bisa memutus rantai distribusi yang dianggap tidak adil bagi para petani.
TITIK TERANG PERTANIAN ORGANIK BAGI KEHIDUPAN BERKELANJUTAN
Berkat upaya yang dilakukan bersama komunitas yang didirikannya, Maya mampu mengubah lahan-lahan terbengkalai menjadi lahan subur berkelanjutan. Petani menjadi lebih mandiri dan dapat menciptakan pasar sendiri tanpa harus bergantung pada tengkulak.
Twelve’s Organic juga telah mengubah lahan pertanian menjadi konsep fresh garden market, di mana konsumen dapat melakukan agrowisata dengan melihat, memilih dan memanen hasil sendiri.
Hingga kini Maya memiliki 300 konsumen tetap dari skala rumah tangga, serta belasan reseller, dan beberapa outlet organik. Maya selalu meyakinkan para petani bahwa petani adalah sebuah profesi menjanjikan dan pekerjaannya tidak sekadar mencangkul.
Setahun menjalankan Twelve's Organic, dirinya berhasil memasok hasil panen dari lahan pertaniannya untuk dikirim ke supermarket dan hotel.
Twelve’s Organic sudah memiliki pasar yang jelas yaitu 80-an rumah tangga, 5 supermarket, dan 4 restoran. Seringkali juga Twelve’s Organic mengundang tamu dari luar negeri untuk datang ke kebunnya. Mereka belajar cara bertani organik dan saling bertukar informasi. Selain itu, mereka mulai memasok sayuran, buah-buahan dan bumbu dapur organik ke banyak hotel.
Berkat konsistensi dan kegigihannya membangun mindset para petani, pada tahun 2016, Maya berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Duta Petani Muda Pilihan Oxfam Indonesia. Dan pada tahun 2019, dirinya kembali mendapatkan sebuah penghargaan sebagai salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2019 di bidang lingkungan.
Tentu saja penghargaan bukanlah tujuan akhir dari perjalanan Maya, tetapi melalui apresiasi tersebut Maya semakin bersemangat dan terlecut untuk terus berdedikasi dan berkontribusi lebih luas lagi untuk sesama dan negara.