Masa depan manusia siapa yang tahu, Maya yang semula berniat menjadi guru dengan mengambil jurusan sastra inggris di Universitas Negeri Surabaya, ternyata berubah haluan.
Maya merasa terpanggil ketika bertemu para petani dan mendengarkan keluh kesah mereka yang merasa usahanya kurang dihargai. Petani juga kurang edukasi dalam hal pemasaran karena tidak memiliki wadah perkumpulan yang tepat, sehingga penghasilan mereka bergantung pada tengkulak. Selain itu, faktor keterbatasan lahan dan iklim yang cepat berubah pun menjadi kendala.
Berangkat dari hal itu, Maya mulai menggagas teknik pertanian organik. Sebagai informasi, pertanian organik memiliki beberapa manfaat yang tidak dimiliki pertanian konvensional pada umumnya, diantaranya :
Penanamannya tidak menggunakan pestisida sintetis, pupuk, organisme hasil rekayasa genetika (GMO), atau iradiasi. Sehingga lebih aman dari polusi dan kerusakan lingkungan.Â
Walaupun produktivitas hasil panen pertanian organik lebih sedikit, tetapi produksi pangannya lebih sehat dan baik untuk keberlanjutan lingkungan.
Pertanian organik dapat menggunakan lahan terbatas dengan hasil panen yang tetap berkualitas.
Pertanian organik memiliki daya tahan terhadap kekeringan, banjir, suhu ekstrem, dan salinitas. Teknik ini dianggap lebih adaptif terhadap perubahan iklim.
SEPAK TERJANG MAYA STOLASTIKA MENGUBAH MINDSET PETANI DI DESA CLAKET
Memulai perjalanan jatuh bangun di bidang pertanian tahun 2008, Maya bersama empat temannya menyewa tanah di Desa Claket, Pacet, Mojokerto. Daerah ini dipilih karena masih asri dan diapit dua gunung, Welirang dan Penanggungan. Dengan luas wilayah mencapai 225,753 hektare dan berada di ketinggian sekitar 950 meter di atas permukaan laut.Â