Sebagai kalimat pembuka penulis akan mengutarakan;
"Mari kita tetap bersama-sama disaat bermasalah"
Sebagai pelindung dari ketidak pastian edjawantah sajian ini.
Selain itu, penulis juga akan mengucapkan terimakasih untuk seluruh nafas yang saat ini masih saja membuat sesak di dada juga sesat kalo dipikir-pikir.
Langsung saja, ANDRY KEBINGUNGAN.
Untuk kesekian kalinya Andry (29) mencoba melarikan diri ketika hujan akan tiba, serangkaian strategi telah dilakukan olehnya karena dirinya muak dengan semua aturan yang ada di isi kepalanya.
Berbagai virus dan kabut gelap menggiring sinyal dari otaknya untuk di intruksikan kepada bagian organ tubuhnya, Andry senang sekali jika dirinya dapat memukul salah satu bagian organ tubuhnya.
Andry lebih senang memukul pada bagian dadanya sambil mengucapkan terimakasih.Â
Sosok Andry kini menjadi teman-temannya sangat khawatir, pasalnya tidak jarang kebiasaan kurang sehat ini dilakukan olehnya.
Saat suara pukulan kepalan tangan Andry mendarat tepat dibagian jantungnya.
"Duk.. duk.. Terimakasih..," merintih Andry sambil meneteskan air mata.
Disaat bersamaan, Mika (26) kerabat dekat Andry datang dan segera menenangkan kondisi yang sangat terlihat menyediakan itu.
Mika segera memeluk Andry hingga keduanya bersama-sama meneteskan air mata.Â
Usaha Mika tidak hanya sampai disana untuk secepatnya menenangkan jiwa Andry yang mungkin sedang merasa kesal, atau marah, atau bisa jadi juga Andry merasakan bahagia.
Ketidak pahaman Mika dalam menyikapi cara Andry yang dinilai telah menyakiti dirinya sendiri membuatnya kebingungan, hingga bibirnya hanya bisa membungkam dan tidak dapat mengucapkan sedikit kata.
Kendati demikian, Mika secara langsung telah berhasil berkomunikasi dengan Andry melalui tetasan demi tetesan air mata yang tidak bisa dibendung oleh dirinya.
Hingga keduanya telah kehabisan air mata, Andry dan Mika hanya saling berpelukan untuk menenangkan detak jantung yang sangat berdebar deras.
Dengan sekuat tenaga, Mika menghela nafas dalam-dalam dan berkata kepada Andry.Â
"Menangis adalah ekspresi diri, ndry boleh melakukan ini tapi tidak dengan memukul dada," kata Mika.
Andry hanya membalas ucapan itu dengan menatap mata Mika tajam.
Selanjutnya.. JURUS MIKA UNTUK ANDRY.
Melalui kesabaran, Mika mengajak Andry untuk membicarakan persoalan yang sedang menimpanya.Â
Tidak terlalu jauh dari posisi lampu merah taman kota, Mika mengajak Andry untuk menikmati satu botol minuman kesukaannya.
Inovasi terbaru minuman berasa Apel dan Lechy menjadi favorit Andry, sambil menundukkan kepalanya keadaan sedikit membaik.
"Gimana sudah cukup tenang?" tanya Mika.
"Sedeng.. Mika," jawab Andry dengan intonasi datar.
Mika hanya memantulkan senyum tipis seraya mengusap pipi Andry yang masih membekas air matanya sore tadi.
Masih dengan rasa sabar penuh debar Mika tidak ingin beranjak disisi Andry. Keduanya hanya saling melemparkan tatap penuh harap.
Harap akan salah satunya dapat saling ber dialektika, sudah setengah botol minuman itu menjadi saksi kebisuan Mika dan Andry.
Tanpa jeda memang tidak akan jelas sebuah ucapan, dengan jarak mungkin akan terlihat jelas kata-kata. Bisa jadi Andry hanya berekting dan mengharapkan kasih dari Mika.
Atau bisa juga, sebenarnya Andry tidak menginginkan kehadiran Mika disaat dirinya hanya ingin menyiksa jiwanya sendiri.
Coretan Kata.. PUISI ANDRY.
Beberapa menit telah berlalu, Mika dan Andry hanya bertabrakan mata.
Keberanian Mika hanya dari kesabaran yang dimilikinya, hingga kesabaran itu dijadikan kekuatan untuk mengahadapi berbagai keadaan.
Mengingat Andry adalah seorang penyanyir, tidak sakti juga dirinya menyusun kata-kata. Namun bagi Mika, sosok Andry yang cenderung bungkam dan hanya meneteskan air mata akhirnya dikeluarkan lah selembar kertas dan pena.
Mika berinisiatif untuk tangisan Andry dapat diterjemahkan dan mampu dibaca olehnya melalui kata-kata.
Di ambil lah selembar kertas beserta pulpen kusam dari dalam tas Mika.Â
Sambil menatap mata Andry, ia mengatakan "Ini selembar cakrawala untuk warna yang tidak bisa aku tafsirkan," tutur Mika.
Andry balas ucapan Mika dengan lekukan alis yang dalam sambil menganggukkan kepalanya.
Sambil memperhatikan Andry asik dengan cakrawalanya, Mika hanya menunggu..
Selang hanya beberapa menit berlalu, Andry kemudian memberikan selembar kertas Mika.
Lompatan kata demi kata kini dibaca oleh Mika didalam hati.
Pusi Karya Andry.. (B)UTUH.
Waktu melompat bagai lewat si pecundang..
Kini datanglah cahaya setelah hujan datang..
Benarkah Hitam tidak melulu lambang kesialan..
Jika yang terjadi itu soal penantian..
Hadir si pemalu dan datang si benalu..
Berebut candu isi dalam botol soju..
Satu jadi matahari, satu lagi sok pemberani..
Ingin menyentuh hati harus memberi arti..
Sajak-sajak lama kini telah pergi tak terhalangi..
Menepi diri tanpa ada hasrat membersamai..
Kini ketidakpastian dalam menyayangi telah di bui..
Lenyapkan semua arti dari api mimpi..
Membaca mu tak lagi menjadi cerita, karena derita telah menghalangi langkah..
Bersama cakrawala pikiran terbuka..
Lepas sepi dengan diri merdeka..
Bersambung...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI