Mohon tunggu...
Rina Susanti
Rina Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Mama dua anak yang suka nulis, ngeblog dan motret. Nyambi jualan kopi dan jualan anggrek/tanaman hias. Bisa intip blog saya di www.rinasusanti.com

Mama dua anak, penulis lepas dan blogger. www.rinasusanti.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Momen Spesial Kami Bersama KFC

9 November 2016   15:24 Diperbarui: 9 November 2016   15:40 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu selalu jadi orang pertama yang mengucapkan selamat hari lahir lengkap dengan doa dan harapannya. Awalnya saya tidak menganggap hal itu istimewa sampai saya menikah dan tinggal di perantauan, Ibu masih melakukan hal yang sama.  Ibu juga melakukannya kepada keempat adik saya dan setelah memiliki cucu, Ibu juga melakukan  pada cucu-cucunya. Ya Ibu selalu jadi orang pertama yang mengucapkan selamat hari lahir lengkap dengan doa dan harapan kepada suaminya (Bapak kami), kelima anak dan ketiga cucunya. Bukan hal yang sulit menghapal hari kelahiran beberapa orang apalagi orang terdekat atau anak sendiri, yang agak sulit mengingatnya tepat saat hari H. Contoh kecil, saya ingat semua tanggal lahir adik dan Ibu tapi kerap lupa mengucapkan selamat pada hari H kalau saja tidak diingatkan facebook.

Ibu tidak memiliki akun fb, tidak bisa pula membuat reminder di smartphone yang dibelikan salah satu anaknya. Bagaimana Ibu bisa mengingatnya dengan baik? Walaupun begitu Ibu tidak pernah merayakan hari kelahiran kami dengan sebuah perayaan. Tidak  juga memberi kado selain doa dan harapannya. Saya pikir bukan karena Ibu tidak mau memberi kami kado spesial tapi  karena keuangan memang tidak memungkinkan. Waktu itu kondisi ekonomi keluarga memang morat-marit, saya ingat, Ibu selalu bilang,”Sudah bisa sekolah saja untung, jangan minta macam-macam.”

Setelah menjadi seorang Ibu, saya menjadi paham kenapa Ibu selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat hari kelahiran lengkap dengan doa dan harapannya. Saya yakin doa Ibu untuk anak-anaknya tidak hanya pada hari kelahiran, hanya saja pada hari itu Ibu mengucapkannya secara langsung pada kami. Salah satu efeknya saya selalu menjadi seperti tertantang. Saat Ibu mendoakan semoga sehat dan banyak rejeki, saya ingat petuah Ibu yang selalu didengungkan saat kecil soal sehat, yaitu makan sayur. Soal rejeki saya tidak pernah lupa wejangan Ibu, mencari rejeki itu sunatullah, harus bergerak, diusahakan, karena rejeki tidak turun dari langit tiba-tiba kecuali air hujan. Tapi rejeki bisa datang bukan dari tempat kita mengusahan. Yang penting usaha dan doa.” Tidak sekedar berpetuah Ibu membuktikannya. Kami melihat bagaimana Ibu bekerja agar kami survive. Mungkin mengingat tanggal kelahiran kami adalah cara Ibu mensyukuri kehadiran kami,  kesehatan kami dan bahwa dirinya masih bisa melihat kami. Seperti yang juga saya rasakan setelah menjadi Ibu. 

Secara tidak sadar saya mengistimewakan hari kelahiran dengan cara membuat hari itu istimewa walaupun tanpa perayaan dan kado. Setelah berkeluarga, saya  membuat hari kelahiran istimewa dengan cara kumpul bersama, membeli kue atau membuat (tergantung keuangan – demi penghematan biasanya saya membuat sendiri kuenya walaupun jauh dari bagus dan hanya kue tanpa hiasan cream, anak-anak biasanya suka). Dan kami mengabadikan momen itu. Namun begitu saya tidak pernah merayakan ulang tahun anak-anak dengan cara mengundang teman-teman mereka di rumah atau pun di sekolah. Maksudnya agar mereka tidak menjadikan setiap ulang tahun harus dirayakan.

Pernah suatu kali si sulung berkata,”Mama aku mau donk ulang tahunnya dirayakan di sekolah seperti teman-teman. Saya selalu memberi pengertian bahwa ulang tahun sebagai hari istimewa bukan berarti harus dirayakan. Mengingat hari kelahiran adalah sebagai bentuk rasa syukur dan pengingat diri.

Bulan ini tepat usia anak kedua kami 5 tahun.  Saya sudah menandai tanggal kelahiran suami dan kedua anak saya sejak kalender baru didapat. Tanpa pernah bermaksud menjadi seperti Ibu saya menjadi seperti Ibu, menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat kelahiran pada suami dan kedua anak saya.  Beberapa minggu sebelum hari kelahiran mereka saya sudah mengingatnya dan terus mengingat-ngingatnya supaya tidak lupa pas hari H. Mungkin seperti itu pula Ibu.

Tepat hari kemarin, Ibu menelpon, setelah menyapa dan menanyakan kabar kami, Ibu menanyakan anak terkecil kami, setelah handphone dipegang si kecil terdengar Ibu berkata,”Khalif, sebentar lagi ulang tahun ya. Sudah besar cucu Uti. Udah bisa mandi sendiri belum? Harus bisa ya…”Saya mendengar percakapan itu karena setiap Ibu menelpon saya mengaktifkan speaker handphone.

Berbeda dengan hari kelahiran sebelumnya, kali ini kami mensyukurinya dengan makan – makan di   luar tepatnya di KFC sekalian mencoba menu baru yang membuat saya sebagai penyuka keju penasaran. Seperti apa sih rasanya ayam goreng dibalut keju? Apa tidak eneg?Selain itu tentu saja pilihan menu ayam goreng sangat disukai anak-anak. Mereka girang begitu saya beritahu hari ini kita makan ayam goreng di KFC. Seperti kebanyakan anak-anak, kedua anak saya suka sekali ayam goreng.    

Ada perasaan senang dan haru melihat mata kedua si kecil saya berbinar-binar menikmati ayam goreng kesukaannya.  Anak-anak tambah senang begitu saya pesankan paket kids yang berhadiah mainan. Saya tidak pesankan mereka menu baru    karena mereka tidak tahan pedas. Pedas merica saja kadang mereka tidak mau.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Mama dan Papanya saja yang mencoba menu special Hot & Cheesy Chicken. EHm, ternyata rasanya enak, cocok untuk lidah saya, walaupun berbalut keju tidak eneg, pedasnya terasa.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Anak-anak penasaran melihat lelehan keju di menu kami, mereka mencolek untuk mencicipi, katanya enak tapi pedas. Ya, kalau sudah tahan dan suka pedas kayak Mama pasti suka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun