Mohon tunggu...
Rina R. Ridwan
Rina R. Ridwan Mohon Tunggu... Penulis - Ibu yang suka menulis

Pembelajar Di Sekolah Kehidupan Novel: Langgas (Mecca, 2018) Sulur-sulur Gelebah (One Peach Media, 2022) Kereta (Mecca, 2023) IG: rinaridwan_23

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kota Malang yang Tak Malang

12 Agustus 2019   16:29 Diperbarui: 12 Agustus 2019   16:32 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Klinik ini untuk penyembuhan penyakit kanker dengan biaya yang terjangkau. Sebuah nazar dari sang dokter setelah sang suami, dr. Subagio, yang mengidap Lymphoma non hodgkin (kanker kelenjar getah bening) yang kecil kemungkinan sembuh, akhirnya sembuh dengan terapi balur tersebut.

Pendidikan

Bicara tentang pendidikan. Siapa yang tak mengenal SMA 3 yang sohor di kota ini. SMA yang dikenal dengan Bhawikarsu ini, juga tempat Dr. Gamal Albinsaid menimba ilmu dulunya. Sekolah yang banyak diajak bekerja sama oleh beragam sekolah di Asia hingga Eropa. Sekolah unggul yang juga inovatif. Terutama dengan program 'Bedhol Bhawikarsu' yang akhirnya banyak ditiru oleh banyak sekolah lain. 

Program kembali ke desa selama tiga hari yang mengajak serta seluruh muridnya untuk hidup dan tinggal plus melakukan pekerjaan sehari-hari sebagaimana orang di desa tersebut. Mengajarkan murid untuk selalu membumi. Tak lupa pada akarnya. Mengajarkan kerendahan hati sepintar apapun mereka.  Semua tidur di rumah penduduk, tak peduli sekaya apapun orang tua murid tersebut.

Sekolah ini bahkan rutin mendapat kunjungan dari anggota dewan dari manca negara. Ikatan alumninya sangat kuat, hingga mereka tak segan memberi bantuan pada sekolah ini tanpa diminta. Dari ambulans, memberi beasiswa bagi anak kurang mampu namun berprestasi dan lainnya. Lulusan sekolah ini setiap tahun rata-rata lebih dari 90% diterima di Perguruan Tinggi Negeri di berbagai kota di Indonesia.

Olahraga

Di bidang olahraga, siapa yang tak mengenal Arema, pasukan Singo Edan yang cukup diperhitungkan di liga utama negeri ini. Anda bisa melihat di sini, bagaimana fanatisme aremania dan aremanita saat mereka bertanding dan disiarkan televisi nasional. Kota Malang yang senyap bisa kompak dan berguncang dengan kata "GOOOL!" saat ada pemainnya melesakkan bola ke gawang. Semua yang tak bisa menonton langsung di arena, akan berkumpul di gardu, di kafe dan di rumah-rumah untuk mendukung klub kesayangannya.

Uniknya, hampir setiap anak kecil di kota ini hafal dengan lagu-lagu Arema.

Kebudayaan

Di bidang kebudayaan. Ada topeng Malangan yang cukup terkenal. Bahkan saya sudah sempat berkunjung di kampung topeng. Salah satu tokohnya memberikan saya jadwal kegiatan rutin di sana, termasuk kunjungan para mahasiswa dari Jakarta yang hendak mempelajari tari topeng Malangan. Rombongan tari mereka sendiri, sempat menjejakkan kakinya di Rusia, namun tak cukup ramai dihargai di negeri sendiri.

Saya juga menemui tokoh budaya lain yang giat mengajar serat centini dan gamelan di sekolah kebudayaan Tunggul Wulung. Letaknya di balik gunungan sampah plastik. Yang menyedihkan, mereka tak lagi disubsidi pemerintah. Hingga harus memikirkan sendiri biaya keberlangsungan sekolah tersebut. Dan ketika saya tanyakan dari mana sumber dananya, beliau menunjuk ke arah sampah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun