Mohon tunggu...
Rinandita Wikansari
Rinandita Wikansari Mohon Tunggu... Associate Professor in Applied Psychology | Industrial Psychologist | Coaching MSMEs for Global Market | Developing Future-Ready Workforce

Aktif mengajar, meneliti, dan menulis seputar soft skills, kepemimpinan, hingga strategi adaptif di dunia kerja modern. Tertarik untuk menulis mengenai dinamika kehidupan akademik, dunia kerja, hingga refleksi psikologis dalam kehidupan sehari-hari—berbasis data, pengalaman, dan pendekatan yang humanis. Berdaya lewat ilmu, berdampak lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

GadePreneur: Langkah Kecil UMKM Menuju Ketangguhan Besar

28 Juli 2025   12:44 Diperbarui: 28 Juli 2025   12:44 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: unsplash.com/id/@wocintechchat)

Di tengah geliat ekonomi digital dan tantangan pascapandemi, pelaku UMKM dituntut untuk lebih dari sekadar bertahan. Mereka perlu berinovasi, membangun merek, menjangkau pasar lebih luas, hingga memahami ekosistem bisnis yang terus berubah. Namun, bagaimana caranya jika modal terbatas, akses pelatihan terbatas, dan jejaring usaha pun minim? Di sinilah peran program GadePreneur dari Pegadaian terasa nyata dan membumi. Program ini bukan hanya soal bantuan dana atau ruang usaha, tapi juga soal keberpihakan terhadap UMKM yang ingin naik kelas. GadePreneur hadir sebagai ruang tumbuh, tempat belajar, dan komunitas pendukung bagi pelaku usaha mikro yang selama ini berjalan sendiri-sendiri.

Saya tidak sedang bercerita tentang satu orang, tapi tentang pola yang saya temui berkali-kali dalam pendampingan UMKM. Ketika para pelaku UMKM diberi tempat untuk belajar, didampingi dalam mengelola bisnis, dan dikenalkan pada branding serta digitalisasi, sesuatu yang magis terjadi: kepercayaan diri tumbuh, semangat naik, dan bisnis menjadi lebih strategis. Di GadePreneur Space, pelaku UMKM bisa mendapatkan pelatihan wirausaha, mentoring, dan akses pemasaran yang selama ini hanya dimiliki pelaku usaha besar. Lebih dari sekadar tempat usaha bersama, GadePreneur Space menjadi inkubator sosial yang mengubah pola pikir "dagang asal laku" menjadi "bisnis yang punya arah dan nilai".

Salah satu hal paling menarik dari pendekatan GadePreneur adalah menempatkan pelaku UMKM sebagai subjek utama, bukan sebagai penerima bantuan semata. Mereka diajak menyusun rencana bisnis, mengelola keuangan, bahkan belajar menyampaikan kisah usahanya secara menarik di media sosial. Ini penting, karena hari ini, cerita personal dan autentik lebih memikat dibandingkan iklan besar-besaran. Melalui program ini, Pegadaian tidak hanya memberi alat, tapi juga membangun ekosistem. UMKM bisa berjejaring, saling berbagi pengalaman, bahkan berkolaborasi. Dalam beberapa kasus, sinergi antarpelaku usaha di GadePreneur Space menghasilkan produk turunan baru yang memperluas pasar masing-masing.

Program ini juga menyentuh aspek keberlanjutan. Alih-alih memberikan bantuan sesaat, GadePreneur mendorong pelaku UMKM untuk tumbuh mandiri, tangguh, dan berdaya saing. Pelatihan yang diberikan bukan satu-dua kali, tapi terus berlanjut dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta. Ini menunjukkan keseriusan Pegadaian dalam membina, bukan sekadar memberi "cuan cepat". Yang menarik, banyak peserta GadePreneur adalah ibu rumah tangga, mantan pekerja sektor informal, hingga anak muda yang ingin membuka bisnis sendiri. Mereka memulai dari dapur rumah, garasi, bahkan ruang tamu. Namun dengan pendampingan yang tepat, usaha rumahan mereka berubah menjadi merek lokal yang mulai dikenal. Dalam konteks Indonesia yang kaya potensi kewirausahaan namun minim pembinaan berkelanjutan, GadePreneur menjadi contoh program yang tepat sasaran. Ia menyentuh titik kritis: keberdayaan pelaku usaha mikro untuk naik kelas melalui literasi, akses, dan jejaring.

Sebagai penggiat edukasi dan pelatihan UMKM, saya melihat program seperti ini bukan sekadar inisiatif CSR, tapi bagian dari transformasi sosial-ekonomi yang lebih besar. Pegadaian menunjukkan bahwa perusahaan bisa berperan aktif dalam membangun masa depan yang lebih inklusif dan mandiri --- dimulai dari pelaku usaha terkecil di komunitas kita. GadePreneur bukan hanya tentang ruang usaha, tapi tentang ruang tumbuh. Tentang keberanian bermimpi, belajar, dan membangun usaha yang punya arah. Dan untuk para pelaku UMKM yang selama ini merasa sendirian, kehadiran GadePreneur adalah pengingat bahwa mereka tidak berjalan sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun