Mohon tunggu...
Rina Rakhmawati
Rina Rakhmawati Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Perpustakaan konsentrasi Kearsipan di Universitas Diponegoro\r\n\r\nBermimpi, salah satunya, mewujudkan masyarakat indonesia sadar arsip

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kesadaran Berdokumentasi

7 April 2012   11:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:55 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagian masyarakat, terutama kalangan intelektual, di Indonesia pasti mengenal Sir Thomas Stanford Raffles. Seorang Gubernur Inggris yang begitu mencintai tanah Jawa hingga melahirkan karya fenomenal, History of Java. Sebuah buku yang berisi kumpulan informasi dan dokumentasi tentang tanah Jawa dengan sangat rinci. Dalam ilmu dokumentasi dan informasi, kegiatan yang dilakukan Raffles merupakan sebuah bentuk kesadaran berdokumentasi. Sebuah kesadaran yang agaknya justru banyak tertanam di kalangan orang-orang Eropa,  untuk mengumpulkan, merekam beragam informasi tentang suatu atau beberapa hal yang ada di Indonesia saat itu. Sebuah kesadaran yang sayangnya tidak menurun di kalangan pribumi terpelajar, bahkan di kalangan intelektual muda Indonesia.Lantas, kita akan menanyakan, untuk apa Raffles beserta para koleganya mengumpulkan beragam informasi yang begitu terinci tentang Jawa dan dinamika masyarakatnya selama masa pendudukan Inggris di Hindia Belanda?Apa alasan bangsa Eropa dan juga sebagian besar manusia yang peduli dengan warisan budaya, mendokumentasikan ragam budaya atau ragam aktivitas manusia?

Sulistyo-Basuki melalui karyanya Manajemen Arsip Dinamis: Sebuah Pengantar untuk Memahami Ilmu Dokumentasi dan Informasi, menyebutkan ada beberapa alasan manusia melakukan kegiatan dokumentasi.Pertama adalah alasan  pribadi. Berbagai dokumentasi tentang diri kita sendiri adalah sebagai bukti eksistensi, bahwa kita pernah hidup. Contohnya adalah akta kelahiran, surat nikah hingga surat kematian. Kedua adalah alasan sosial, sebagai suatu bukti bahwa kita bukanlah makhluk individu yang dapat hidup tanpa bermasyarakat. DOkumentasi kegiatan-kegiatan sosial diantaranya adalah presensi studi, surat tugas, dan lain sebagainya. Ketiga adalah alasan ekonomi, yaitu sebagai bukti bagaimana kita mengelola
finansial kita, baik dalam lingkup individu maupun sosial. Sebagai contoh yang paling sering dijumpai adalah laporan keuangan. Keempat, alasan hukum. Dokumentasi yang bersifat hukum dapat menjadi media penguat argumen atau gugatan yang dibawa ke meja hukum, seperti akta kepemilikan tanah, surat-surat kontrak kerja sama, dan lain sebagainya. Kelima adalah alasan instrumental, artinya dokumentasi sebagai alat pembantu atau pelengkap untuk mempermudah dalam melakukan suatu hal, misalnya buku panduan pengoprasian modem atau alat-alat elektroik lainnya. Tentunya kita akan kesulitan ketika pertama kali menggunakan sebuah alat elektronik jika tanpa disertai buku panduan. Keenam, alasan simbolis, atau sebagai simbol terhadap suatu hal yang telah kita lakukan, misalnya ijazah. Sebuah ijazah merupakan suatu dokumentasi bermakna simbolis bahwa kita telah menamatkan jenjang studi tertentu.Ketujuh, atau alasan terakhir adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Karya Raffles yang bertajuk The History of Java menjadi salah satu contoh alasan terakhir. Buku yang memuat informasi detail  tentang tanah Jawa dalam pandangan seorang Gubernur Jenderal Inggris menjadi titik awal berbagai penelitian yang kelak terus berjalan tentang keaneka ragaman budaya dan alam tanah Jawa.Jika saja Raffles enggan mendokumentasikan ragam budaya dan alam tanah Jawa, tentunya kita akan menjadi buta dalam mengenal tanah kelahiran kita sendiri.

Kegiatan dokumentasi tidak sekedar merekam beragam informasi yang kemudian kita gunakan saat ini, tetapi juga sebuah bentuk pewarisan pengetahuan dan nilai-nilai kearifan hidup bagi generasi mendatang. Kepedulian terhadap sumber-sumber dokumentasi kemudian menjadi dasar apakah kita peduli terhadap nasib generasi mendatang dalam mengenal tanah kelahirannya?Wallahu'alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun