Industri fashion selama beberapa dekade terakhir telah menjadi salah satu sektor ekonomi paling dinamis dan berkembang pesat di dunia. Namun, di balik gemerlapnya, industri ini juga menyimpan berbagai permasalahan serius, terutama terkait dampaknya terhadap lingkungan dan sosial. Dalam merespons isu-isu tersebut, muncul gerakan fashion berkelanjutan (sustainable fashion), sebuah pendekatan yang bertujuan menciptakan sistem fashion yang lebih etis, ramah lingkungan, dan bertanggung jawab.
Apa Itu Fashion Berkelanjutan?
Fashion berkelanjutan adalah praktik desain, produksi, distribusi, dan konsumsi pakaian yang mempertimbangkan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi dalam setiap tahap siklus hidup produk. Konsep ini berusaha mengurangi limbah, penggunaan bahan kimia berbahaya, serta eksploitasi tenaga kerja, sambil mendorong penggunaan material yang dapat diperbarui dan daur ulang.
Tidak seperti tren fast fashion yang menekankan kecepatan produksi dan konsumsi tinggi, fashion berkelanjutan mengedepankan kualitas, ketahanan produk, serta keterlibatan konsumen dalam menjaga dan memperpanjang umur pakaian yang mereka miliki.
Mengapa Fashion Berkelanjutan Penting?
- Dampak Lingkungan
Industri fashion adalah salah satu penyumbang emisi karbon terbesar di dunia. Menurut laporan dari Ellen MacArthur Foundation, industri ini menghasilkan sekitar 10% dari total emisi karbon global dan bertanggung jawab atas 20% limbah air industri dunia. Produksi satu kaus katun, misalnya, dapat menghabiskan hingga 2.700 liter air --- jumlah yang sama dengan air minum untuk satu orang selama dua setengah tahun.
- Limbah Tekstil
Setiap tahunnya, jutaan ton pakaian dibuang ke tempat pembuangan akhir. Sebagian besar dari pakaian ini tidak dapat terurai karena terbuat dari bahan sintetis seperti poliester, yang memerlukan ratusan tahun untuk terurai di lingkungan. Fashion berkelanjutan mendorong penggunaan bahan alami, organik, atau daur ulang yang lebih ramah lingkungan.
- Kondisi Kerja Buruh
Di banyak negara berkembang, buruh di industri fashion sering kali dipekerjakan dalam kondisi yang tidak layak, dengan upah rendah, jam kerja panjang, dan tanpa perlindungan kesehatan atau keselamatan kerja. Tragedi Rana Plaza di Bangladesh pada tahun 2013 menjadi contoh nyata dampak buruk dari praktik industri fashion yang tidak beretika.
Prinsip-Prinsip Fashion Berkelanjutan
Fashion berkelanjutan tidak hanya soal mengganti bahan baku, tetapi juga mencakup pendekatan menyeluruh terhadap sistem produksi dan konsumsi. Beberapa prinsip utama dari fashion berkelanjutan antara lain:
- Penggunaan Bahan Ramah Lingkungan: Seperti kapas organik, hemp, linen, Tencel, atau serat daur ulang.
- Desain yang Tahan Lama: Menciptakan produk dengan kualitas tinggi dan desain yang tidak lekang oleh waktu agar tidak cepat dibuang.
- Produksi Etis: Menjamin hak-hak buruh, menyediakan upah layak, dan memastikan keselamatan kerja.
- Transparansi Rantai Pasok: Konsumen semakin menuntut keterbukaan tentang di mana dan bagaimana produk dibuat.
- Daur Ulang dan Upcycling: Mengubah limbah tekstil menjadi produk baru yang bernilai guna.
- Model Bisnis Sirkular: Menggeser dari sistem linear "ambil--buat--buang" ke sistem sirkular yang memaksimalkan siklus hidup produk.
Peran Konsumen dalam Fashion Berkelanjutan