Mohon tunggu...
Rimayanti Z
Rimayanti Z Mohon Tunggu... widyaiswara - Praktisi Pendidikan

Pengajar walau bukan guru

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mulai Kaktus Si Bunga "Orang Malas" hingga Aglaonema yang Harganya Meroket

21 September 2020   22:53 Diperbarui: 24 Januari 2021   18:24 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walau bukan tergolong penggemar berat tanaman, tapi sedari kecil saya termasuk yang lumayan gemar bertanam-tanam, tak terkecuali tanaman hias. Rasanya teduh dan sejuk ketika lingkungan kita dipenuhi dengan aneka tumbuhan.

Mungkin karena saya berasal dari kampung dan tumbuh besar sampai dewasa juga lebih banyak saya lalui  dikampung, maka berada ditengah rimbunan pepohonan menyenangkan untuk saya.

Akan tetapi walapun gemar bercocok tanam, namun saya tidak masuk pada kategori kolektor tanaman. Untuk saya yang penting tanamannya subur dan terawat. Tidak peduli jenisnya apa. Yang penting perawatannya tidak terlalu merepotkan

 Maklum, disamping tidak punya cukup waktu (bahasa lain dari malas he he) saya juga tidak mempunyai cukup keahlian untuk merawat tanaman yang aneh-aneh dan rumit itu. Cukuplah bagi saya sekedar mengaguminya. Siapa yang tidak suka melihat anggrek bulan yang tengah berbunga. Atau liukan tanaman bonsai yang eksotis.

Tapi tentu keindahannya akan berkurang jika sampai berbulan-bulan sang anggrek tetap bertahan tidak mengeluarkan bunganya dalam perawatan saya. Apalagi untuk tanaman bonsai. Kalau yang satu ini saya angkat tangan, cukuplah menjadi penikmat saja.

Jadi, jangan heran kalau tanaman  yang ada dirumah menjadi beraneka rupa. Tetapi tidak punya tema khusus. Yang penting enak dilihat, mudah didapat, dan tidak rewel ketika dirawat.

Salah satu tanaman pilihan saya adalah kaktus. Simungil ini terlihat unik. Walaupun kadang dipenuhi duri-duri halus yang menuntut kehati hatian ketika memegangnya. Bentuknya yang kecil mungil hanya memerlukan wadah-wadah imut sebagai tempat tumbuh.

Makanya tidak terlalu menghabiskan wilayah ketika ditempatkan dimanapun. Tapi lebih dari itu pilihan saya jatuh kepada kaktus adalah karena tidak mengharuskan saya menyiram setiap hari. Ya, sebagai tanaman gurun, kaktus memang tidak butuh banyak air. Ditinggal beberapa hari keluar kotapun si kaktus tetap anteng-anteng saja. Klop dengan kondisi saya yang tidak setiap saat berada di rumah.

Aneka jenis tanaman hias berdaun cantik juga menjadi pilihan saya, mulai dari berbagai jenis tanaman keladi hinggal suplir hidup cukup subur di pekarangan rumah kami. Ada juga berbagai macam lidah mertua.

Namun jangan pernah ditanya kepada saya tentang silsilah dan taksonomi semua  tanaman yang saya miliki. Kecil sekali kemungkinannya saya bisa menjawabnya dengan benar dan tepat. Jangankan itu, nama tanaman tersebut saja tidak semuanya saya ketahui.

Jadi kalau ada yang bertanya tentang koleksi saya apakah sudah punya aglonema ini dan itu, atau monstrea warna ini atau cathalea itu,  saya akan menjawab dengan gelengan. Walaupun terkadang tanaman tersebut tumbuh subur di pot bunga dirumah. Karena tidak kenal namanya.

Biasanya penamaan tanaman di rumah mengikuti naluri saya sendiri. Kalau bentuk daunnya menyerupai daun keladi, maka saya akan menyebutnya bunga keladi. Tinggal nanti di labeli sesuai ke khasannya masing-masing.

Jika daunnya bertotol putih, maka saya beri nama keladi bintik putih. Jika ujung daunnya merah, maka saya memberi nama keladi ujung merah. Kalau daunnya besar maka saya akan memberi nama keladi daun besar. Keladi keriting dan seterusnya.  Simpel dan mudahkan.

Tapi ternyata penamaan yang ala-ala saya ini terkadang menimbulkan masalah juga. Tidak semua anggota keluarga dan kerabat memahami penamaan saya. Ketika ada seorang keluarga berkunjung dan meminta bibit keladi saya, maka saya dengan ringan mengatakan silahkan ambil keladi merah dalam pot di samping. 

Karena tanaman tersebut ada beberapa pot dirumah. Maka berpindahlah satu pot besar keladi merah saya kedalam mobilnya. Dia terlihat girang sekali. Karena pot tersebut lumayan rimbun dan mempunyai beberapa anakan di dalamnya. Saya tentu saja ikut senang dan bahagia sudah dapat berbagi.

Namun ternyata kesenangan tersebut tidak berlangsung lama. Sore hari pada waktu akan menyiram tanaman, saya heran melihat satu pot tanaman keladi saya hilang dan tidak pada tempatnya. Heboh saya bertanya kepada suami. Maklum, keladi tersebut baru satu pot dirumah, dan rencananya hendak saya pindahkan menjadi beberapa pot sebagai pembiakan.

"Bukannya tadi siang kamu berikan kepada sepupumu?" kata suami saya.

Saya bergegas kesamping rumah. Benar saja, tidak ada keladi merah saya yang berkurang. Ternyata dia salah maksud, malah mengambil keladi merah saya yang lain yang belakangan saya ketahui bernama aglonema sukoi. Harganya lumayan. Tapi bukan soal harga, melainkan karena sudah tidak ada bibitnya di rumah. Jadilah saya ditertawakan suami sepanjang sore sampai malamnya. Inilah akibatnya tidak mau mengenal tanaman yang dipelihara.

Tanaman itu juga mempunyai "jiwa". Mereka akan merasakan ketika kita rawat dengan baik dan penuh kasih sayang

Bagaimana dengan keinginan mengoleksi tanaman yang sedang viral? Waduh, itu kayaknya bukan tipe saya. Saya hampir tidak perduli dengan tanaman apa yang tengah viral saat ini. Apalagi harus membelinya dengan jumlah uang berdigit banyak.

Bisa dipastikan saya akan berfikir ulang beberapa kali sebelum melakukannya. Barangkali ini juga karena latar belakang hidup saya yang lama di kampung itu, dimana bibit bunga dan tanaman bisa saling minta antar tetangga. Jadi saya agak kaget juga mendengar ada bunga yang harganya sampai ratusan ribu bahkan jutaan.

Saya mengetahui hal ini ketika musim aglaonema tiba beberapa waktu yang lalu. Iseng beberapa koleksi bunga saya foto dan posting di media sosial. Ternyata ada beberapa koleksi lama saya tersebut yang harganya ratusan ribu. Waduh! Saya kaget sendiri mendengarnya. 

Kata teman yang mengetahui pertanaman ternyata koleksi saya tersebut ada yang bernama aglonema ini dan itu. Padahal kata saya semuanya sama. Bunga daun keladi.

Soal tanaman, kadang ada perdebatan kecil yang terjadi antara saya dan suami. Sebagai tipikal yang selau rapi dan resik, suami saya tidak terlalu suka dengan kerimbunan dan semak-semak. Baginya tanaman hias itu cukuplah satu dua pot saj. Tapi subur dan terawat. Jadi betul-betul bisa dinikmati keindahannya.

Karenanya kritikan akan dialamatkan kepada saya ketika jenis tanaman yang sama ada beberapa batang atau beberapa pot tumbuh di rumah. "Berikan saja pada orang lain, akan lebih bermanfaat".

Kalimat demikian sering keluar dari mulut suami saya ketika jumlah tanaman hias yang ada di rumah menurutnya sudah cukup banyak. Sementara untuk saya tanaman itu perlu dibibitkan ulang. Lagi pula rasanya sayang kalau anakannya tidak dipindahkan ke wadah tanaman lainnya.

Di samping itu suami lebih suka menanam tanaman yang ada manfaatnya langsung. Maka jadilah halaman belakang rumah menjadi tempat tumbuhnya aneka tanaman yang sering disebut dapur hidup. Mulai dari daun jeruk, daun pandan, kunyit, jeruk kalimansi, dan  serai tumbuh subur dalam pot-pot peliharaan suami.

Untuk semua tanamannya tersebut suami selalu mengklaim lebih bermanfaat dari aneka tanaman hias yang saya tanam. Kali ini jelas saya tidak akan mendebatnya. Karena semua tanaman tersebut benar-benar membantu logistik saya di dapur.

Bagaimanapun juga tanaman adalah paru-paru dunia, apapun jenis  tanaman favorit yang kita pelihara, yang penting tetap ada tanaman yang tumbuh di sekitar. Yang perlu di ingat, tanaman berbeda dengan benda koleksi lainnya. Karena itu jangan hanya bernafsu untuk membeli tanaman demi melengkapi koleksi, tetapi tidak telaten untuk merawatnya.

Yang perlu diperhatikan dalam memelihara tanaman adalah karakter tanaman itu sendiri. Ada tanaman tertentu yang memerlukan air dalam jumlah besar namun ada juga yang tidak terlalu banyak membutuhkan air. Kaktus adalah diantara tanaman yang tidak terlalu banyak memerlukan air. Jika disiram terlalu banyak maka cenderung menjadi busuk.

Media tanam setiap tumbuhan juga berbeda. Ada yang memerlukan tanah yang berpori besar, tetapi ada juga yang sebaliknya. Kebutuhan  sinar matahari juga berbeda pada setiap tanaman. Walapun setiap tumbuhan memerlukan paparan sinar matahari, namun kadarnya berbeda pada setia tanaman.

Pada tanaman tertentu diperlukan paparan sinar matahari yang cukup banyak, tetapi tanaman lain justeru tidak dapat terpapar matahari langsung. Beberapa jenis Aglaonema termasuk dalam hal ini. Daun aglaonema akan terbakar dan layu ketika terpapar sinar matahari langsung dalam waktu yang cukup lama.

Intinya kenali tanaman kita. Seiring waktu pemilik biasanya akan memahami karakter dan kebutuhan masing-masing  tanamannya. Disinilah seninya memelihara tanaman, termasuk tanaman hias. Dekat dan mencintai tanaman yang kita punyai menimbulkan efek bahagia yang luar biasa. Tanaman itu juga mempunyai "jiwa". Mereka akan merasakan ketika kita rawat dengan baik dan penuh kasih sayang.

Selamat menyemai bibit tanaman untuk dunia yang  lebih hijau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun