Mohon tunggu...
Riki yusuf al amin
Riki yusuf al amin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah seorang penulis artikel teknologi

Apapun itu, jangan pernah menyerah dan lakukan yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sunan Kalijaga Tapa Kijang di Hutan Blora

28 Oktober 2021   00:15 Diperbarui: 13 November 2021   22:24 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di daerah blora terkenal dengan banyaknya hutan blantara yang masih rimbun. Dan hutan itu pun banyak dihuni oleh binatang buas dan berbagai macam binatang hutan tak terkecuali kijang atau rusa.

Senan kalijaga memilih hutan blora bertapa karena, hutan tersebut hampir tidak pernah di kunjungi manusia. Seandainya ada yang mengunjunginya pun , itu bagi mereka yang mempunyai nyali yang sangat besar.

Masih teringat oleh pesan gurunya ketika di suruh tapa , bahwa ia tidak boleh terlihat manusia apalagi di ketahui keberadaannya. Untuk melaksanakan perintah gurunya tersebut , maka di buatlah pakaian kijang untuk di pakai, sehingga memudahkannya untuk berbaur dengan kijang atau kidang. Pikirnya "Kalau aku dapat menyerupai kijang maka dengan mudah aku akan melaksanakan tugas dari guru, dan tidak mungkin manusia akan dapat mengenali wujud manusiaku".

Mulai saat itu ,sunan kalijaga sudah berkumpul dengan kawanan kijang. Bilamana ia tidur, ia akan meniru cara tidurnya kijang,kalau cari makan atau minuman ia akan menyerupai bentuk kijang, sehingga dengan itu kawanan kidangtidak tahu kalau itu adalah manusia.Bilamana ada manusia yang mengetahui segerombolan kijang, segera sunan kalijaga berlari tunggang langgang meniru apa yang dilakukan kawanan kidang tersebut.

Pernah suatu ketika, sunan kalijaga salah satu dari kelompok walisongo ini melihat kawanan kijang nampak mengibas-ngibaskan ekornya, menandakan resah atau khawatir "Ada apa gerangan?" pikir sunan kalijaga tidak mengerti. Kijang mempunyai indra penciuman yang sangat tajam . Kijang juga dapat mencium bau dari binatang lain meskipun jaraknya masih cukup jauh, tak terkecuali bau singa dan harimau yang senantiasa mengancam nyawanya.

Pada saat itu kijang mencium bau singa yang jaraknya semakin lama semakin dekat. Ini berarti sebenarnya lagi ada salah satu kijang yang akan di mangsanya. Memahami bahaya sedang mengancam, kijang tersebut lari tunggang langgang tanpa ada yang merintah. Sunan kalijaga belum tahu alasan apa yang membuat kijang lari pontang-panting ketakutan.

"geeeer" Sunan kalijaga mendengar suara singa mengaum dekat di belakang telinganya. Dengan cepat ia membalikkan badannya dan ternyata singa besar sudah hampir siap menerkamnya. Sunan kalijaga berfikir cepat "Saya sedang bertapa, kurang baik kalau aku membunuh singa tersebut meskipun aku mampu melakukannya".

Sunan kalijaga mendapatkan cara cemerlang untuk menghadapi singa yang lapar ini. Dibiarkanlah pakaian kijang ini digigit oleh singa lapar itu , kemudian ia melepaskan pakaiannya dan langsung lari menjauhi sang raja hutan tersebut.

Sunan kalijaga berlari menuju kawanan kidang yang telah terlebih dahulu lari meninggalkannya. Di dalam perjalananya mengejar kawanan kijang ia teringat pada kijang yang baru saja mati karena sudah terlalu tua umurnya. Ia kemudian mengambil kulit kijang yang sudah mati dan memakainya sebagai pengganti pakaian yang telah diambil oleh singa tadi.

Sumber : Indekode

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun