Mohon tunggu...
Rikho Kusworo
Rikho Kusworo Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis Memaknai Hari

Karyawan swasta, beranak satu, pecinta musik classic rock, penikmat bahasa dan sejarah, book-lover.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Menunggu Matahari

26 Juni 2017   08:15 Diperbarui: 26 Juni 2017   09:15 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Gunung Ungaran tak nampak dari balkon mungilku.Mendung menyapu wajah indahnya. Bergeming. Hanya semilir angin yang merambat menelusuri pintu yang terbelah oleh dua lenganku.

" Aku pernah punya salah padamu. I did something wrong that may cause you a pain one day in the past. Maafkan lahir dan batin" kataku

Kalimat itu menagih takdirnya.Sebuah naluri yang keluar layaknya air seni yang menolak lama tersimpan.

Tak terhitung kata fitri terlontar oleh mulut dan jemari.

Walau terlisan kadang suasana batin alpa hadir menyertainya.

Matahari menyengat titik titik air dan mengusir mendung yang menggelantung.Berangsur angsur gunung itu menampakkan megahnya.

Matahari tulus bersinar tanpa diminta penghuni bumi.Matahari tetap bersinar di keesokan hari. 

Seolah menunggu matahari hingga kata maaf yang fitri itu terucap ikhlas.

Dialah yang akan melelehkan mendung keangkuhan yang bergantung menutupi indahnya ketulusan dan keikhlasan untuk mengucapkan kata "maafkan aku,aku pernah punya salah kepadamu"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun