Mohon tunggu...
Rika Triyunia
Rika Triyunia Mohon Tunggu... Fotografer | Freelancer

Menulis adalah cara saya mengungkapkan isi kepala dan hati. Bagi saya, menulis, memotret, dan film adalah tiga cara untuk meraba kehidupan—lewat kata, cahaya, dan narasi visual. Berbekal latar belakang arsitektur serta ketertarikan pada psikologi, perfilman, dan isu kesetaraan, saya mencoba merekam cerita-cerita kecil yang sering terlewatkan. Di Kompasiana, saya ingin berbagi tentang ruang, relasi, dan makna yang tersembunyi di balik keseharian.

Selanjutnya

Tutup

Film

Ditinggal saat Hamil, Kini jadi Konsultan Polisi: Kisah Morgan Gillory di High Potential

9 Oktober 2025   15:45 Diperbarui: 9 Oktober 2025   15:45 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Morgan Gillory (Kaitlin Olson) dan Adam Karadec (Daniel Sunjata) dalam Serial High Potential, Sumber: IMDb

Ada banyak alasan seseorang menonton film atau serial. Ada yang mencari hiburan, pelarian, atau sekadar mengisi waktu. Namun, ada juga yang menemukan cermin kehidupan di balik kisah fiksi. Begitu pula saat saya menonton High Potential---sebuah serial yang bukan hanya tentang kejahatan dan penyelidikan, tetapi tentang keberanian seorang perempuan untuk bertahan, berpikir, dan membuktikan diri di dunia yang kerap meremehkannya.

Kadang, potensi seseorang tidak diukur dari gelar atau pekerjaan, tapi dari keberanian untuk terus bertahan di tengah dunia yang meremehkannya.

Dari banyaknya serial kriminal yang penuh aksi dan misteri, High Potential berbeda dengan series pada umumnya. Series ini tidak hanya menampilkan kisah kejahatan dan detektif cerdas, namun juga menyoroti kehidupan seorang perempuan yang selama ini dipandang sebelah mata---seorang ibu tunggal dari kelas pekerja, yang hidupnya sering diremehkan, tapi memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Morgan Gillory, tokoh utama dalam serial ini, bukan polisi atau seorang detektif. Dia hanyalah petugas kebersihan biasa di markas kepolisian Los Angeles. Namun, di balik seragam birunya yang pekerjaannya dianggap "rendah", ia memiliki IQ 160---angka yang cukup menempatkannya di antara dua persen manusia paling cerdas di dunia.

Hidupnya tidaklah mudah. Dia ditinggalkan oleh kekasihnya di saat ia sedang mengandung anak pertama. Morgan harus membesarkan tiga anak sendirian, sambil menghadapi kehidupan yang begitu keras dan menjalani pekerjaan yang sering dianggap sebelah mata. Namun, dari sana kita bisa melihat sosok perempuan yang tidak menyerah pada nasib, melainkan menata ulang hidupnya dengan cara yang ia bisa.

Ketika Perempuan "Aneh" Menjadi Penting

Morgan memiliki penampilan yang nyentrik: berpakaian semaunya, bicara tanpa filter, dan memiliki kebiasaan berpikir yang tidak biasa. Ia sering dicibir di tempat kerja, dianggap "tidak tahu tempat" atau "tidak pantas" ikut campur dalam urusan penyelidikan. Tetapi kecerdasannya berbicara lain.

Dengan logika yang tajam dan cara pandang yang berbeda dari manusia pada umumnya, Morgan justru membantu kepolisian dalam memecahkan kasus-kasus besar yang membingungkan detektif berpengalaman. Ia memberikan bukti bahwa kecerdasan tidak selalu hadir dalam bentuk formal---kadang justru muncul dari pengalaman hidup yang keras dan kepekaan terhadap manusia lain.

Dari sini, High Potential terasa berbeda. Serial ini tidak menggambarkan perempuan sebagai sosok "sempurna" atau "ideal", tetapi sebagai manusia yang kompleks: keras kepala, sensitif, jujur, dan cenderung rapuh.

Adam Karadec, Letnan Soto, dan Morgan Gillory dalam Serial High Potential, Sumber: IMDb
Adam Karadec, Letnan Soto, dan Morgan Gillory dalam Serial High Potential, Sumber: IMDb

Perempuan yang Memimpin dan Saling Menguatkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun