Seusai senja berpulang,
Aku kembali dengan kebiasaan usang,
Menghembuskan asap dari bibir yang kusam,
Mencecap kebosanan dari cangkir kopi yang sama.
Jangan ganggu nyenyakku,
Imaji ku sedang berlabuh pada peraduan masa lalu,
Mengulangi mimpi-mimpi tentang rindu,
Sewaktu menyandar pilu pada bahu yang rapuh.
Pada jarum detak detik yang kian melambat,
Pergolakan antara saraf mulai bertanya-tanya,
Mengapa engkau datang lalu minggat,
Mengapa engkau menyapa kemudian menghilang tanpa kabar,
Rupanya ini hanyalah peraduan masa lalu,
Rindu yang menyusup dalam saraf ku,
Tenang seduh lah kopi dan habiskan rokoknya,
Sebab dia adalah kenangan yang sekedar terbayang.
Riki Goi
Juni 2021