Angkuh gedung berdiri tanpa penghuni,
Dedaunan berserakan halaman tak tertata,
Tumbuhan layu taman sepi merindu.
Lorong sunyi tanpa ocehan dan tawa kecil,
Ruang kelas hanyalah bayangan semu,
Berjejer bangku berlumur debu,
Berbaris meja menunggu tumpukkan buku,
Bergantung papan tulis, menanti kolaborasi tarian jemari dan kapur tulis.
Belajarku kini sunyi,
Tanpa gerakan bibir yang disaksikan mata,
Ketika sahabat mengajak untuk berbincang,
Berdiskusi materi harian pembelajaran,
Dalam sekejap,
180 derajat sistem belajar ku berubah,
Aku diisolasi dari sahabat dan guru tercinta,
Entah sampai kapan keadaan tak mampu ku tebak.
Aku merindu belajarku yang dulu,
Yang ketika aku belajar tak terhalang jaringan,
Yang ketika aku belajar tak terhenti oleh listrik yang padam,
Yang ketika aku belajar  tak mengisi pulsa di kios tetangga.
Hari-hari belajar ku kini dihantui keresahan,
Resah akan fasilitas pendidikan yang tak memadai,
Mulai dari pelistrikan dan jaringan telekomunikasi.
Hingga pada ekonomi orang tua yang kian hari kian menipis.
Akankah hariku berwarna kembali,
Bergandengan tangan dengan langkah gontai,
Aku dan sahabat mengayun langkah menuju lembah pendidikan,
Merangkai cerita kisah kasih di sekolah.
Kupang
Maret 2021