Mohon tunggu...
Rika Nur Anggraini
Rika Nur Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Mulawarman

Seorang mahasiswi yang sedang mengenyam pendidikan di Universitas Mulawarman pada Program Studi S1 Hukum.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjaga Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah di Tengah Serangan Era Digital dan Globalisasi

1 Desember 2024   23:55 Diperbarui: 2 Desember 2024   00:17 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pengaruh Era Digital dan Globalisasi. Sumber: Bidik Tangsel

Sejak 20 November 2024 Bahasa Indonesia secara resmi ditetapkan sebagai bahasa resmi UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) menjadikan bahasa ke-10 yang diakui oleh Majelis Umum UNESCO. Indonesia memiliki sekitar 718 bahasa daerah, banyaknya bahasa daerah yang dimiliki Indonesia menunjukkan kekayaan budaya yang melimpah serta keberagaman bahasa daerah. Bahasa daerah merupakan salah satu bagian penting dalam membentuk identitas budaya serta memperkaya kebhinekaan bangsa. Bahasa bukan hanya sekedar alat komunikasi, tetapi juga merupakan wadah seseorang untuk mengekspresikan identitasnya melalui penggunaan bahasa yang digunakan seseorang ditiap-tiap daerahnya. Bahasa Indonesia dan bahasa daerah sejatinya suatu bagian penting sebagai identitas bangsa dan cerminan identitas seseorang yang dapat dilihat melalui cara berbicara dan pilihan kata. Seiring berjalannya waktu kita harus tetap untuk mengeksplorasi hubungan antara bahasa dan budaya, serta kita harus memikirkan bagaimana keduanya dapat dipelihara dan diperkuat di tengah tantangan yang ada agar budaya yang sudah ada sejak dulu diturunkan oleh nenek moyang kita tidak punah hanya karena adanya pergeseran dari pergerakan budaya asing.

Era digital dan globalisasi saat ini telah membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Teknologi yang terus-menerus berkembang menyebabkan lajunya arus komunikasi dan mempermudahkan jalur berbagai akses informasi ke seluruh penjuru dunia. Namun, dibalik derasnya arus kemajuan tersebut, ternyata menciptakan tantangan begitu besar yang mengancam kelestarian bahasa dan budaya lokal di Nusantara. Bahasa Indonesia dan Bahasa daerah yang menjadi salah satu kekayaan keanekaragaman Indonesia kini memiliki ancaman serius, yakni dominasi budaya asing yang mulai mengancam nilai-nilai keutuhan Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, menjaga Bahasa Indonesia dan bahasa daerah ditengah serangan era digital dan globalisasi merupakan sebuah tugas penting untuk menimbulkan kesadaran masyarakat untuk melindungi bahasa yang menjadi jembatan penghubung dalam menyatukan suku, agama, dan budaya yang ada di Nusantara. Dalam hal ini, bahasa memiliki proses memperkaya kosakata Bahasa Indonesia dan mencerminkan realitas kehidupan masyarakat. Sebagai contoh, istilah-istilah dari teknologi informasi, budaya pop, dan berbagai aspek modern lainnya telah diadopsi ke dalam bahasa sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai cermin perubahan sosial.

Dalam era globalisasi yang mengancam kedudukan Bahasa Indonesia saat ini, kita harus memahami bagaimana sistem antara Bahasa Indonesia dan bahasa daerah agar tetap berjalan sehingga tidak hilang seiring berjalannya waktu. Ancaman yang sudah terlihat sekarang ialah penggunaan bahasa asing yang berlebihan, khususnya Bahasa Inggris sebagai Bahasa Internasional, istilah-istilah dalam Bahasa Inggris yang sering digunakan yakni, "online", "selfie", "download", dan "startup" kini lebih sering digunakan daripada padanan kata dalam Bahasa Indonesia. Hal ini dapat mengancam keberlanjutan Bahasa Indonesia. Terutama pada generasi muda yang cenderung lebih sering menggunakan Bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari, baik di media sosial, maupun dalam komunikasi informal lainnya. Penggunaan bahasa asing tidak  hanya mengurangi kosakata yang ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi juga mengikis pemahaman tentang menggunakan Bahasa Indonesia. Krisis penggunan Bahasa di masa sekarang dengan pembuktian cepatnya terdapat pada lingkup masyarakat, terlebih pada generasi muda (Gen Z dan Gen Alpha) yang lebih mudah menyerapi penggunaan bahasa asing dengan menyelipkan slang atau istilah-istilah Bahasa Inggris dalam percakapan sehari-harinya. Untuk itu, perlu adanya upaya serius  dalam mempromosikan penggunaan Bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah dan memperkenalkan padanan kata yang lebih sesuai agar Bahasa Indonesia sering digunakan dan tidak tergeser oleh dominasi bahasa asing. Diharapkan juga generasi muda seperti, Gen Z dan Gen Alpha bisa menghargai Bahasa Indonesia dan Bahasa daerah yang diturunkan oleh nenek moyang.

Oleh karena itu, dalam mempertahankan penggunaan Bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang ada dalam negeri ini, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan Bahasa Indonesia dan bahasa daerah di era digital dan globalisasi, yakni:

1.Memberikan pengajaran bahasa daerah dalam kurikulum dan memastikan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di setiap sekolah.

2.Memanfaatkan aplikasi dan platform digital untuk mengajarkan bahasa daerah agar dapat diakses oleh generasi yang akan datang.

3.Memperkenalkan bahasa daerah melalui seni tradisional, festival budaya, dan pertunjukan yang menggunakan Bahasa lokal masing-masing daerah.

4.Mendorong masyarakat, terutama pada Gen Z dan Gen Alpha untuk mnggunakan Bahasa Indonesia maupun bahasa daerah dengan baik dalam lingkungan sehari-hari baik dalam keluarga maupun dalam komunitas.

5.Media massa, industri kreatif dan influencer diharapkan dapat ikut serta dalam membantu melestarikan Bahasa Indonesia dengan memproduksi konten menggunakan Bahasa Indonesia serta bahasa daerah yang baik.

Pada dasarnya bahasa adalah sekumpulan kata yang memiliki arti dalam setiap kalimat yang digunakan. Bahasa Indonesia dan bahasa daerah merupakan elemen kunci dalam identitas nasional dan keberlangsungan budaya di Indonesia. Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, melainkan juga sarana untuk mengekspresikan identitas individu dan kolektif. Di tengah tantangan globalisasi yang membawa pengaruh budaya asing, kita menghadapi krisis bahasa yang mempengaruhi generasi muda. Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi di masa sekarang, serta menjaga kelestarian Bahasa Indonesia dan bahasa daerah bukanlah hal yang mudah. Namun, jika dilakukan dengan kesadaran bersama antara pemerintah, masyarakat, dan generasi muda pelestarian bahasa akan lebih mudah untuk ditangani. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus memperkuat identitas bahasa dalam negeri agar tidak mudah tergeser maupun terkikis oleh pengaruh globalisasi yang semakin kuat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun