Mohon tunggu...
Rika Cahyani Setyaningrum
Rika Cahyani Setyaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Bahasa Indonesia - Universitas Sebelas Maret

HALO!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Pragmatik dalam Kehidupan Sehari-hari

13 Maret 2023   21:00 Diperbarui: 13 Maret 2023   21:02 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Rika Cahyani Setyaningrum 

                  Dr. Muhammad Rohmadi M.Hum.


Apa yang kamu ketahui tentang pragmatik?

Pragmatik adalah memahami ujaran dibalik tuturan seseorang atau memahami maksud tersirat saat sedang bertutur. Pragmatik juga diartikan sebagai suatu kajian tentang hubungan antara bahasa dan konteks sebagai dasar yang benar-benar harus menjadi bahan pertimbangan untuk memahami bahasa. 

Analisis pragmatik sangat bergantung pada konteks karena dengan memahami konteks petutur dapat menafsirkan tuturan penutur dalam sebuah situasi tutur. Konteks menjadi sangat penting hubungannya dengan pragmatik, karena komunikasi yang melibatkan konteks dapat menjadikan komunikasi itu lebih komunikatif, efektif, dan efisien. 

Penutur dan lawan tutur yang dihubungkan dengan tujuan tuturan akan mempengaruhi aspek ilmu lain. Nada berkomunikasi pun sangat mempengaruhi kesantunan dalam bertutur. 

Saat sedang bertutur sebaiknya memperhatikan dan harus bisa menyesuaikan siapa lawan tuturnya. Tidak hanya itu kita juga dapat memperhatikan pilihan kata dan strategi komunikasi yang digunakan oleh penutur dalam tuturannya.

Terdapat empat unsur pokok dalam kajian pragmatik yang harus diperhatikan yaitu peran, latar peristiwa, topik, dan medium yang digunakan. Pragmatik juga memperhatikan faktor pemakai bahasa dalam kehidupan sehari-hari. 

Dilihat dari hal tersebut berarti pemakai bahasa dituntut dapat menguasi kaidah gramatikal, kaidah sosiokultural, dan konteks pemakaian bahasa karena sangat menentukan dalam mewujudkan arti sebuah bahasa. Akibatnya, ada kemungkinan bentuk yang sama dapat berbeda artinya jika dipakai dalam situasi dan konteks yang lain. 

Secara khusus, pragmatik memfokuskan hubungan antara struktur bahasa dengan prinsip pemakainya, sehingga dengan kata lain kajian pragmatik ini merupakan makna yang didukung oleh bahasa merupakan makna dalam konteks pemakaiannya. 

Pragmatik juga mengarah kepada kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi yang menghendaki adanya penyesuaian bentuk bahasa atau ragam bahasa dengan faktor-faktor penentu tindak komunikatif. Untuk mengupayakan tindak komunikatif, seorang penutur dituntut untuk memiliki kompetensi komunikatif. 

Kompetensi komunikatif dapat diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa dalam situasi komunikatif yang sebenarnya, yaitu dalam suasana transaksi spontan yang melibatkan satu orang atau lebih.  

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pragmatik pada hakikatnya mengarah kepada perwujudan kemampuan pemakai bahasa untuk menggunakan bahasanya sesuai dengan faktor-faktor penentu dalam tindak komunikatif dan memperhatikan pula prinsip-prinsip penggunaan bahasa secara tepat. Berikut contoh peracakapan mengenai implementasi pragmatik dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

Ibu: "Yura, Ibu minta tolong cuci motor itu!"

Yura: "Hari minggu gini dimana yang buka bu?"

Ibu: "Kata Ayah tadi di dekat Pasar Mojosongo ada.

Yura: "Iya bu, habis ini Yura kesana."

Berdasarkan percakapan diatas, tindak tutur Ibu memiliki maksud untuk menyuruh kepada Yura, anaknya. Yura langsung melakukan suruhan dari ibunya karena ia paham atas apa yang sudah ibunya katakan. 

Hal ini sebagai bukti bahwa kalimat"Yura, Ibu minta tolong cuci motor itu!" menggunakan tindak tutur dalam percakapanya untuk menyuruhnya dalam melakukan suatu pekerjaan. Tindak tutur untuk menyuruh ini dilakukan oleh Ibu setiap ia tidak bisa melakukan suatu pekerjaan atau melakukan sesuatu. 

Tindak tutur yang dilakukan Ibu ini dilakukan dengan menggunakan tindak tutur secara langsung. Maka dari itu, implementasi pragmatik dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan rangsangan kepekaan mengenai tuturan yang disampaikan oleh lawan tutur yang bisa disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dan dalam situasi formal maupun non formal.



HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun