Kompetensi komunikatif dapat diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa dalam situasi komunikatif yang sebenarnya, yaitu dalam suasana transaksi spontan yang melibatkan satu orang atau lebih. Â
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pragmatik pada hakikatnya mengarah kepada perwujudan kemampuan pemakai bahasa untuk menggunakan bahasanya sesuai dengan faktor-faktor penentu dalam tindak komunikatif dan memperhatikan pula prinsip-prinsip penggunaan bahasa secara tepat. Berikut contoh peracakapan mengenai implementasi pragmatik dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
Ibu: "Yura, Ibu minta tolong cuci motor itu!"
Yura: "Hari minggu gini dimana yang buka bu?"
Ibu: "Kata Ayah tadi di dekat Pasar Mojosongo ada.
Yura: "Iya bu, habis ini Yura kesana."
Berdasarkan percakapan diatas, tindak tutur Ibu memiliki maksud untuk menyuruh kepada Yura, anaknya. Yura langsung melakukan suruhan dari ibunya karena ia paham atas apa yang sudah ibunya katakan.Â
Hal ini sebagai bukti bahwa kalimat"Yura, Ibu minta tolong cuci motor itu!" menggunakan tindak tutur dalam percakapanya untuk menyuruhnya dalam melakukan suatu pekerjaan. Tindak tutur untuk menyuruh ini dilakukan oleh Ibu setiap ia tidak bisa melakukan suatu pekerjaan atau melakukan sesuatu.Â
Tindak tutur yang dilakukan Ibu ini dilakukan dengan menggunakan tindak tutur secara langsung. Maka dari itu, implementasi pragmatik dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan rangsangan kepekaan mengenai tuturan yang disampaikan oleh lawan tutur yang bisa disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dan dalam situasi formal maupun non formal.