Mohon tunggu...
Rijali Hadi
Rijali Hadi Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat

Membuat peta

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Inovasi Kuliner Produk Nasi Igut Banjar Dengan Rasa Otientik Khas Banjarmasin

10 Oktober 2025   10:58 Diperbarui: 10 Oktober 2025   10:58 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Nasi Igut Banjar: Inovasi Rasa Tradisional dalam Sentuhan Modern

Banjarmasin, ibu kota Kalimantan Selatan, tidak hanya dikenal lewat pesona sungainya, tetapi juga karena kekayaan kuliner yang khas dan beragam. Mulai dari Soto Banjar, Nasi Kuning Haruan Masak Habang, hingga Ketupat Kandangan, semua menjadi bagian dari identitas budaya yang kuat. Namun, seiring berkembangnya tren makanan cepat saji dan gaya hidup serba praktis, kuliner tradisional perlahan tersisih dari minat generasi muda.

Melihat kondisi tersebut, sekelompok mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat menghadirkan terobosan baru bernama "Nasi Igut Banjar" --- sajian praktis yang mempertahankan cita rasa otentik khas Banjar dalam kemasan modern. Ide ini lahir melalui Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW), sebagai wujud nyata semangat mahasiswa untuk menciptakan produk lokal yang bernilai ekonomi sekaligus budaya.

Tradisi yang Dikemas Modern

Nasi Igut Banjar, atau dikenal juga sebagai Nasi Cokot, merupakan bentuk adaptasi makanan tradisional yang dirancang agar mudah dikonsumsi kapan pun. Di dalamnya terdapat nasi gurih dan suwiran ikan haruan masak habang, hidangan khas Banjar dengan rasa pedas manis yang kuat.
Produk ini dikemas secara praktis seperti makanan cepat saji, tetapi tetap menjaga cita rasa asli yang kaya rempah. Dengan kemasan yang menarik dan higienis, Nasi Igut menjadi pilihan tepat bagi mahasiswa, pekerja, dan masyarakat perkotaan yang menginginkan kecepatan tanpa kehilangan rasa tradisi.

Memberdayakan Potensi Lokal

Usaha Nasi Igut Banjar tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga membawa misi pelestarian budaya, pemberdayaan ekonomi lokal, dan penyediaan makanan berkualitas.
Seluruh bahan utama seperti ikan haruan dan bumbu habang diperoleh langsung dari nelayan serta pelaku UMKM di Banjarmasin. Dengan begitu, usaha ini turut membantu perputaran ekonomi masyarakat lokal dan memperkuat rantai produksi berbasis daerah.

Strategi Pemasaran Digital

Dalam memperkenalkan produknya, tim Nasi Igut Banjar memanfaatkan platform digital seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp Business. Konten kreatif seputar proses pembuatan, testimoni, serta promosi menarik digunakan untuk menjangkau konsumen muda.
Selain itu, kerja sama dengan layanan pesan-antar makanan seperti GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood akan memperluas akses pasar. Dengan harga Rp6.000 per porsi, produk ini memiliki peluang besar menjadi makanan favorit di kalangan pelajar dan pekerja.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun