Mohon tunggu...
Money

Pariwisata Syariah? Kenapa Tidak?

26 Juni 2015   12:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:53 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan negara kepulauan terbesar di dunia. Dikelilingi oleh dua samudera yaitu samudera hindia dan samudera pasifik membuat sumber saya laut di Indonesia sangat kaya, seperti ikan, udang, dan hasil laut lainnya sudah tidak diragukan lagi. Indonesia juga merupakan negara berpeduduk terbesar keempat di dunia dan juga merupakan negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia dengan lebih dari 207 juta jiwa. Karena memiliki banyak pulau, Indonesia otomatis memiliki kekayaan alam dan budaya di setiap daerahnya. Indonesia juga memiliki banyak tempat wisata menarik diberbagai daerah. Potensi alam Indonesia seperti pegunungan, pantai, panorama, bangunan-bangunan sejarah menjadikan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung baik wisata domestik maupun wisata mancanegara untuk menikmati eksotisme Indonesia. Hal inilah yang membedakan dengan negara-negara lain dimana keindahan wisata sengaja didisain secara modern. Karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, kenapa kita tidak mencoba suatu bisnis baru dalam dunia pariwisata berbasis syariah manajemen.

Menurut merdeka.com pada wawancaranya dengan Boediono mengatakan bahwa “Wakil Presiden Boediono mendorong agar organisasi kerja sama negara-negara Islam atau OKI mengembangkan pariwisata. Menurutnya, sektor tersebut berperan signifikan dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Pariwisata dapat memberi kontribusi signifikan pada pembangunan ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Termasuk di negara-negara yang tidak dikaruniai sumber daya alam," kata Boediono saat membuka Seminar "Islamic Tourism: The Prospects and Challenges", Jakarta. Seminar tersebut digelar OKI bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.”

Pada saat ini semua manajemen memang sedang ngetren mengusung sistem manajemen syariah, seperti bank syariah, lembaga keuangan syariah, pegadaian syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah dan lain-lain. Aktivitas di sektor pariwisata sebelumnya identik dengan hiburan yang jauh dari suasana Islami. Namun, belakangan bisnis wisata syariah berkembang seiring banyaknya permintaan untuk mengisi waktu berlibur dengan kegiatan bernuansa Islami. Perbankan syariah ikut berkontribusi membiayai sektor pariwisata syariah yang tengah berkembang ini, seiring bertumbuhnya perekonomian Indonesia. Bisnis pariwisata syariah adalah booming industry. Bisnis ini menjanjikan, bisa memberikan nilai tambah pada dunia industri di Indonesia. Bagi para pelaku bisnis pariwisata yang selama ini sudah jalan, hanya sedikit memberikan sentuhan berupa pemenuhan kebutuhan traveler muslim akan memperbesar pasar yang sudah ada

Negara-negara yang penduduk mayoritasnya non-muslim saja sudah berlomba-lomba mengarah pada bagai mana memikat para wisatawan muslim untuk datang ke negara mereka. Thai Airways Catering Service telah bermetamorfosis menjadi "The Biggest Halal Kitchen in the World", Hongkong yang ingin memperbanyak pembangunan masjdi hanya untuk menarik wisatawan muslim, Thailand yang menyediakan tempat sholat yang besar dan indah di Svarnabhumi International Airport hingga Cina yang gencar mewajibkan kamar hotel melengkapinya dengan Qibla Direction.  Jadi kenapa kita sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia tidak??

Wisata syariah menjadi salah satu kekuatan pariwisata yang hendak ditonjolkan Indonesia. Namun, masih ada beberapa fasilitas yang harus dibenahi untuk memastikan Indonesia siap untuk menyambut pelancong-pelancong muslim. Pada dasarnya yang perlu dilakukan adalah menyiapkan fasilitas sesuai dengan kebutuhan muslim traveler. Wisata syariah bukanlah wisata eksklusif yang mana dikhususkan untuk para wisatawan muslim, karena wisatawan non-muslim juga dapat menikmati pelayanan yang berbumbu syariah. Wisata syariah bukan hanya meliputi keberadaan tempat wisata ziarah dan religi, melainkan pula mencakup ketersediaan fasilitas pendukung, seperti restoran dan hotel yang menyediakan makanan halal dan juga tempat shalat. Selain itu jumlah restoran yang menjamin makanannya halal masih jarang. Seharusnya dapur-dapur hotel yang banyak diinapi juga harus ada pemisahan antara makanan halal dan non-halal. Selain makanan masalah air pun tak luput diperhatikan. Saat ini, terutama di hotel dan pusat perbelanjaan mewah, toiletnya sudah banyak mengadaptasi gaya barat. Kadang di bilik toilet, hanya tersedia kertas tisu, tanpa air mengalir. Padahal, air mengalir benar-benar penting, terutama untuk bersuci, ini yang harus menjadi prioritas utama dari pengelolaan wisata syariah.

Kita juga harus menyiapkan standardisasi dari usaha wisata syariah itu tadi, mulai dari hotel, restoran, spa, biro perjalanan wisata dan lainnya. Wisata syariah bukan hanya menyangkut makanan-minuman, tapi juga sejumlah aspek lain. Misalnya hotel yang tak menyediakan minuman keras, kolam renang yang terpisah antara pria dan wanita, termasuk layanan spa khusus untuk muslim dan muslimah. Dalam hal ini perbankan sebagai lembaga intermediasi siap mendukung pembiayaan maupun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Peran perbankan syariah bisa dilakukan dalam pembangunan perhotelan yang berbasis syariah, travel syariah, maupun usaha makanan dan minuman yang juga berbasis syariah.


Untuk itu Indonesia sudah menyiapkan beberapa destinasi wisata yang bisa dijadikan sebagai objek wisata syariah. Kedepannya, diperkirakan ada sembilan destinasi yang akan menjadi wilayah tujuan wisata syariah itu yaitu Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, Lampung, Riau, Banten, Makassar, dan Lombok. Peran dari pemerintah sangat perlu untuk ditingkatkan guna mendukung dalam mempromosikan dan menggarap wisata syariah ini. Pemerintah dan pelaku usaha juga harus bahu-membahu untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata syariah di dunia internasional.

Dibandingkan dengan dukungan pemerintah Singapura dan Malaysia, dukungan dari pemerintah Indonesia dirasa masih sangat kurang terhadap pengembangan wisata syariah. Wisata syariah Indonesia berpotensi menjadi pesaing kuat Malaysia, Uni Emirat Arab, Jordania, dan Turki bila digarap dengan serius. Malaysia adalah salah satu negara muslim yang sangat serius menggarap wisata syariah dan jasa keuangan syariah di Asia Tenggara. Kalau di tingkat dunia, Turki menjadi pemain utama dalam pelaksanaan pariwisata syariah yang sudah memberikan pemasukan yang luar biasa terhadap perkembangan ekonomi warganya. Rupanya pariwisata syariah tidak hanya dikembangkan oleh negara muslim, namun juga oleh Jepang yang sudah meluncurkan wisata halal untuk pengunjung muslim. Thailand juga sudah meluncurkan program wisata spa syariah sejak tahun 2012 seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Negara lain yang menerapkan wisata syariah adalah Cina dan India. Jadi kita sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, tunggu apa lagi??

Dengan pariwisata syariah yang jika itu di kerjakan dengan serius dan dengan persiapan yang matang juga maka bisnis ini bisa memberikan pemasukan yang luar biasa terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Selain itu juga menciptakan lapangan pekerjaan yang baru, yang mana bisa mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Dengan pariwisata syariah kita juga dengan mudah mengenalkan Indonesia di mata dunia, yang mungkin selama ini belum di kenal luas oleh internasional.

 

*Ditulis oleh: Rifqy Tazkiyyaturrohmah (Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun