3. Kemampuan Membedakan antara Emosi dan Sensasi
Pengertian Sensasi (Sensation)
Sensasi adalah reaksi awal tubuh terhadap rangsangan luar yang terjadi secara alami dan spontan tanpa penilaian moral. Tubuh merespons hal-hal seperti panas, dingin, sakit, lapar, takut, atau kaget sebagai bagian dari sistem biologis.
Contohnya, rasa kaget saat mendengar suara keras. Sensasi bersifat netral, tidak bisa dihindari, dan muncul sebelum pikiran menafsirkan maknanya.
Pengertian Emosi (Emotion)
Emosi muncul setelah pikiran menilai sensasi yang dirasakan, sehingga merupakan hasil interpretasi mental terhadap pengalaman atau peristiwa. Jika sensasi bersifat otomatis dan biologis, emosi bersifat psikologis dan subjektif.
Contohnya, rasa kaget (sensasi) bisa berubah menjadi marah (emosi) setelah seseorang menilai situasinya.
Menurut pandangan Stoik, emosi dapat dikendalikan melalui cara berpikir, sedangkan sensasi hanya dapat diterima sebagaimana adanya.Â
Marcus Aurelius  dalam Meditations: "If you are troubled by anything external, it is not the thing itself that disturbs you, but your judgment about it". (Jika kamu terganggu oleh sesuatu dari luar, yang mengganggumu bukanlah hal itu sendiri, tetapi penilaianmu terhadapnya.) Artinya, sensasi hanya pemicu awal, sedangkan emosi muncul karena cara kita menafsirkan sensasi tersebut.
Kemampuan membedakan antara sensasi dan emosi membantu seseorang tetap tenang dan tidak bereaksi secara impulsif. Sensasi adalah reaksi alami tubuh terhadap rangsangan, sedangkan emosi muncul dari penilaian pikiran terhadap sensasi tersebut. Melalui kesadaran rasional (prosoche), kita belajar mengamati perasaan tanpa dikuasai olehnya, sehingga tercapai ketenangan batin (ataraxia).Â