a. Fortuna (Nasib/Hal yang tidak dapat kita kendalikan)
Fortuna mencakup segala hal yang berasal dari luar diri manusia, seperti cuaca, penyakit, kematian, opini orang lain, status sosial, dan keberuntungan. Semua hal ini bersifat tidak pasti, berubah-ubah, dan berada di luar kendali manusia.
b. Virtue (Kebajikan/Hal yang dapat kita kendalikan)
Berbeda dari Fortuna yang berasal dari luar diri, Virtue mencakup hal-hal yang muncul dari dalam diri manusia — seperti pikiran, sikap, pilihan moral, dan tindakan. Inilah wilayah di mana manusia memiliki kendali penuh.
Ketenangan bukan berarti menghindari dunia, tetapi menerima dunia apa adanya sambil tetap menjaga kejernihan pikiran dan kebajikan hati.
Contoh Kasus: Penerapan dalam Kehidupan
Seorang pegawai yang tidak mendapat promosi meski sudah bekerja keras dapat mempraktikkan Askesis, yaitu latihan kesadaran dan pengendalian diri ala Stoik.
Fortuna (Nasib / Di luar kendali): Keputusan pimpinan dan hasil promosi tidak dapat dikendalikan; marah atau mengeluh hanya memperburuk keadaan.
Virtue (Kebajikan / Dalam kendali): Sikap jujur, profesional, dan kerja keras sepenuhnya berada dalam kendali diri; di sinilah letak nilai dan martabat sejati.
Dengan menerima nasib dengan tenang dan tetap berpegang pada kebajikan, seseorang tidak dikuasai emosi, melainkan tetap tenang, bijak, dan bermartabat. Askesis mengajarkan bahwa ketenangan batin lahir dari fokus pada hal yang bisa dikendalikan. Seperti kata Marcus Aurelius: "Waste no more time arguing what a good man should be. Be one." (Jangan buang waktu berdebat tentang seperti apa orang baik itu. Jadilah orang baik).