Mohon tunggu...
Rifna Merisha
Rifna Merisha Mohon Tunggu... Bicara Sendiri

Bismillah!

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Revitalisasi Novel Burak Siluman Karya Mohamad Ambri Ke Dalam Cerpen Burak Siluman Karya Ajip Rosidi

25 Februari 2025   10:00 Diperbarui: 24 Februari 2025   21:38 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Novel Burak Siluman Karya Mohamad Ambri (Sumber: RepositoryUPI)

Berdasarkan Artikel Jurnal Litera yang berjudul "Revitalisasi Novel Burak Siluman Karya Mohamad Ambri Ke Dalam Cerpen "Burak Siluman" Karya Ajip Rosidi" oleh Sumiyadi Tahun 2016, terdapat wawasan bahwa sebuah revitalisasi memang dilakukan untuk menghidupkan kembali karya sastra yang lama ke dalam bentuk karya sastra yang berbeda. Seperti pada artikel ini diketahui bahwa sebuah novel Burak Siluman karya Mohamad Ambri direvitalisasi menjadi cerpen Burak Siluman karya Ajip Rosidi. 

Pada artikel itu pun dijelaskan bahwa novel tersebut adalah novel klasik Sunda. Sementara itu, cerpennya menggunakan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Revitalisasi ini digunakan untuk memperluas jangkauan atau target pembaca, yang memang sebelumnya hanya berfokus kepada masyarakat yang paham dengan gaya atau bahasa Sunda sedangkan dalam cerpen semua kalangan masyarakat dapat menikmatinya. Memang dalam merevitalisasi sebuah karya yang cukup panjang (novel) menjadi singkat (cerpen) pasti banyak bagian atau peristiwa yang sengaja dipadatkan, tetapi tidak mengubah cerita yang ada. Adapun perubahan itu disebabkan oleh perkembangan zaman dimana pola berpikir dan gaya berbahasa sudah berkembang dan berubah. 

Berkaitan dengan studi Sastra Bandingan, peristiwa merevitalisasi juga merupakan cara membandingkan suatu karya sastra satu dengan karya sastra lainnya. Karya sastra yang dibandingkan pada artikel ini yaitu "Novel Burak Siluman Vs. Cerpen Burak Siluman". Dalam sastra bandingan, karya sastra yang dibandingkan tidak harus berasal dari karya sastra sejenis tetapi bisa juga dengan karya sastra yang berbeda. Artikel tersebut menginformasikan bahwa merevitalisasi tidak selalu melahirkan gaya bahasa yang sama dengan pengarang sebelumnya. Perubahan gaya bahasa dilakukan semata-mata bukan untuk menghilangkan ciri asli dari sebuah karya, tetapi menambah kesan pada karya sastra yang sebelumnya. Seperti pada novel Siluman Burak yang ditulis menggunakan aliran realisme, tetapi pada cerpen menjadi seperti sebuah cerita rakyat yang menceritakan  tentang siluman (mitos). Walaupun demikian, perubahan yang dilakukan oleh Ajip Rosidi masih berkaitan dengan novel Siluman Burak sebagaimana berhubungan dengan kejadian dalam hidup yang bersifat mistis. Dengan begitu, artikel itupun menggambarkan bahwa pentingnya membandingkan suatu karya sastra dengan karya sastra lain dengan tujuan untuk melihat bagian mana yang dirasa kurang lengkap atau memerlukan penambahan agar sesama karya sastra dapat saling melengkapi satu sama lain. Maka dari itu, artikel tersebut berkaitan dengan pembelajaran sastra bandingan sebagaimana merevitalisasi adalah mengubah suatu karya sastra menjadi karya sastra lain yang tentunya didapatkan dengan cara memahami, menganalisa, dan mengkaji karya sastra yang sebelumnya, sehingga didapatkan karya sastra yang baru dengan pedoman atau inti cerita yang sama. (Rifna Merisha)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun