Mohon tunggu...
Rifky Bagas Nugrahanto
Rifky Bagas Nugrahanto Mohon Tunggu... Penulis - Pegawai Negeri Sipil

Mengawali penulisan artikel di situs pajak.go.id, serta merambah pada publikasi di media cetak. Beberapa artikel telah terbit di antaranya di Harian Ekonomi Neraca dan Investor Daily Indonesia. Perjalanan menulis ini pun mengantarkan saya dapat ikut tercatat dalam buku dokumentasi “Voyage Indonesia 2018 : Kala Dunia Memandang Indonesia” dalam momen Annual Meetings WBG-IMF tahun 2018, Bali. Menjadi salah satu dari 100 artikel opini dan feature yang menyuarakan tentang momen berharga itu dan manfaatnya untuk Indonesia. Beberapa dokumentasi tulisan saya dapat dilihat juga pada https://rifkyjournals.blogspot.com/.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Alicia dan Kutukan Abadinya (Chapter 1)

6 Mei 2019   20:36 Diperbarui: 7 Mei 2019   08:58 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alicia, seorang peri manis yang selalu peduli dan mempunyai jiwa yang baik. Dirinya tumbuh dengan kecantikan, kepintaran, dan perangai yang lembut. Dari semua kelebihan yang dia punyai, dia hanya mempunyai satu kelemahan akibat dari kutukan untuk tidak bisa mengatakan "tidak", disaat hatinya berharap lain.

Di sisi lain, Alicia merupakan sosok peri yang cemerlang atas setiap prestasi yang diraihnya di jenjang pendidikan khusus para peri. Memahami ilmu ekosistem alam, mempelajari setiap spesies bunga, atau bahkan menanggapi setiap perubahan cuaca, merupakan keahlian yang dimilikinya. Namun, sekali lagi, dia tak pernah bisa memahami dirinya. Dia sangat peduli terhadap lingkungan sekitarnya, sangat memperhatikan, dan selalu berupaya untuk membantu.

Suatu hari, di saat terdapat pembagian tugas, setiap peri baru harus bertugas melakukan penelitian atas penyerbukan pada bunga tertentu. Amora, teman Alicia, suka memanfaatkan siapapun termasuk diri Alicia. Di saat Alicia memulai mengambil sampel bunganya, Amora meminta agar Alicia mengerjakan tugasny. Hal itu sudah disadari Amora bahwa Alicia tidak akan mungkin bisa berkata "tidak".

Di saat peri lain mengerjakan tugas mereka masing-masing, Alicia mengerjakan dua hal sekaligus. Tentu saja, dia memprioritaskan menyelesaikan sebuah tugas yang harusnya menjadi tanggung jawab Amora. Alicia sangat kelelahan, hingga tugas yang seharusnya dia kerjakan terbengkalai. Sekali lagi, Alicia harus menerima kelemahannya itu. Menerima untuk tidak bisa berkata jujur tentang perasaannya, dan tidak bisa melakukan penolakan yang seharusnya dia lakukan.

Pada hari lain, Alicia berkunjung ke rumah bibinya, Madam Irene, seorang designer terkenal bagi dunia peri. Betapa senangnya Madam Irene, saat mengetahui Alicia datang ke rumahnya. Saat itu, orderan baju festival musim semi sedang melonjak. Karena menjaga agar para pelanggannya tetap setia memakai baju rancangan Madam Irene maka konsekuensinya Madam Irene harus menambah pegawai agar orderan baju yang diminta pelanggannya dapat selesai tepat waktu.

Tentu saja melihat Alicia yang terlihat baik dan pintar dalam membuat pola pakaian maka Madam Irene pun meminta Alicia untuk membantunya. Alicia pun tidak bisa berkata "tidak", walaupun hatinya ingin berkata sejujujurnya. Madam Irene, sebenarnya mampu mengambil tambahan pekerja, namun karena dirinya sangat kikir, dia lebih memilih menggunakan  keahlian Alicia dan tanpa perlu membayar. Sekali lagi, Alicia tidak bisa berbuat apa-apa, kutukan yang berada dalam tubuhnya, tidak bisa membuat bibirnya mengucapkan sesuai dengan kata hatinya.

Rencana awal untuk mengunjungi Madam Irene, hanyalah untuk mengambil barang kenangan ibunya. Namun kenyatannya Alicia harus melewatinya dengan bekerja rodi. Selama tiga hari, Alicia harus ikut menyelesaikan orderan baju musim semi. Kelelahan pastinya kelelahan yang cukup berat untuk Alicia rasakan.

Begitulah kehidupan Alicia yang sebenarnya sangat baik namun karena kutukan kejam, dia malah dimanfaatkan untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya bukan kewajibannya. Selama kurun waktu 15 tahun, perangainya bukan lagi seorang gadis periang. Dirinya berubah menjadi gadis murung, yang tertumpuk kekecewaan yang luar biasa. Menghindar dari lingkungan para peri, mungkin adalah pilihan terbaiknya. Dia pun berlari untuk menuju sebuah taman terlarang agar bisa menjauh dari peri lainnya.

Duduk di hamparan rumput peoni, terdengar suara lembut yang memanggil dirinya untuk menghampiri mata air di taman tersebut. Bisikan-bisikan lembut itu berputar-putar di dalam telinga Alicia, dan berkata bahwa dengan membasuh muka dan meminum mata air itu maka kutukannya akan hilang. Namun terdapat konsekuensi bahwa apa yang dirasakan hatinya, baik itu perasaan apapun akan menjadi berlipat-lipat ganda.

Sembari menangis, Alicia meminum dan membasuh mukanya dengan percikan-percikan mata air itu. Saat tetesan air dari muka terjatuh di tanah, sebuah awan gelap berkumpul di atas dirinya, dan tiba-tiba Alicia terjatuh, pingsan di atas tanah.

Awan gelap itu pun menyelimuti dirinya, dan mengubahnya menjadi peri jahat. Ternyata selama 15 tahun ini, rasa kekecewaanlah yang hinggap di hati Alicia. Dan rasa itu menjadi berlipat-lipat hingga mengubah Alicia menjadi peri yang berbeda dari dirinya yang dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun