Mohon tunggu...
Rifky Kristiawan
Rifky Kristiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengangguran

nama: rifky Kristiawan, Hobi bermain: Tennis meja, Agama: Kristen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pandora, Kembali ke Tanah dan Dorota-bou

1 Februari 2021   22:24 Diperbarui: 1 Februari 2021   22:30 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto by Muhammad Riski Sukur, Street photografer-human interest

Halo Braysem

Salam Sehat

Tidak terasa kita sudah memasuki bulan yang kedua ditahun 2021. Semua orang tentu mengharapkan agar tahun ini bisa lebih baik dari tahun kemarin. Berharap Corona Virus bisa cepat teratasi sehingga aktivitas sosial bisa kembali berjalan dengan normal.

Tahun 2020 kemarin menjadi masa yang penuh dengan hari-hari pahit dalam sejarah peradaban manusia. Tren kenaikan kasus positif  karena terserang corona banyak terjadi di Negeri ini. 

Hal ini sangat menghambat pergerakan sosial dalam berbagai aspek. Untuk itu, dalam upaya melawan corona virus ini, pemerintah menganjurkan agar semua masyarakat Indonesia melakukan aksi Social Distancing atau yang juga disebut Psyical Distancing. 

Semua Aktivitas peribadahan, sekolah, bekerja dan kuliah dilakukan dari rumah saja. Ruang sosial mengalami degradasi yang sangat besar. Himbauan agar mematuhi protokol kesehatan menjadi puisi yang terus dibacakan oleh pemerintah. 

Pandemi ini betul-betul merugikan banyak pihak, seperti pedagang kaki lima, anak sekolah dan para pekerja yang terpaksa harus di PHK karena perusahaan banyak menelan kerugian semasa pandemi, tidak hanya sampai disitu saja bahkan Negara inipun banyak menelan kerugian yang sangat besar.

Bisa dikatakan bahwa tahun kemarin adalah tahun yang bertemakan “Kembali Ke Tanah”, terbatasnya ruang sosial menjadikan seni Agrikultural sebagai satu-satunya aktivitas yang masih produktif di tengah-tengah mewabahnya Covid-19 ini. Tren “Kembali ke tanah” merupakan aktivitas favorit yang dilakukan oleh sebagian orang semenjak Pandora ini berlangsung. 

Tanah yang selama ini ditumbuhi penghuni liar diubah menjadi surga kecil bagi para sayuran serta beberapa tumbuhan lainnya, yang bisa dikonsumsi. Telah menjadi alternatif untuk bertahan hidup di tengah Pandora, “kembali ke tanah” merupakan jawaban dari kerasnya tuntutan hidup dalam lingkungan pandemi. 

Tidak sebatas itu saja, munculnya beberapa pekarangan rumah yang berubah menjadi lahan minitani semakin memperjelas bahwa manusia adalah makhluk yang cerdas ketika sedang terdesak.

Bukankah Sang Pencipta telah memberi Indonesia tanah yang luas dan subur untuk dikelolah. Jadi, sudah sepatutnya pemberian itu disyukuri dengan cara diberdayakan sebaik-baiknya. Dari PANDORA (pandemi corona) kita bisa lebih belajar lagi untuk mendekatkan diri kepada Tanah, salah satu pemberian Tuhan yang sangat luar biasa manfaatnya.

Menyoal tentang “kembali ke tanah”, tahukah kalian jika selama pandemi corona ini menyerang habis aktivitas sosial? ada sosok yang terus berjuang untuk kepentingan orang banyak, mereka adalah para Dorota-bou (yang hidup di lumpur). 

Di Indonesia sendiri para Dorota-bou lebih akrab disebut dengan panggilan Petani. Mereka adalah orang-orang yang terus bekerja, mengusahakan agar ketersediaan beras dan hasil tanah lainnya bisa tetap terjaga. Tidak peduli seberapa besar ancaman Pandemi sedang mengintai mereka, lumpur akan tetap menjadi rumah bagi tubuh yang kuat itu. 

Saat tanah memanggil, mereka akan selalu datang untuk bekerja. Fajar hingga senja menjadi jarum jam tempat mereka menata waktu. Hujan dan terik matahari adalah payung yang setiap hari menemani kulit mereka. Keringat menjadi simbol dari setiap rasa lelah, sakit dan kesabaran dari seorang Dorota-bou. 

Sederhana adalah pakaian yang terus membungkus tubuh Tangguh mereka. Sebut saja mereka sebagai pahlawan tanpa gelar. Dorota-bou akan selalu setia kepada tanah dan akan terus kembali ke tanah, itulah bakti mereka kepada Tuhan dan tanah. Karena mereka adalah Dorota-bou, orang-orang yang hidup di lumpur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun