Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Yuk, Cobain Telanjang Kaki

22 Februari 2018   07:30 Diperbarui: 22 Februari 2018   08:14 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daun berguguran, memiliki tekstur masing-masing di telapak kaki yang telanjang | Foto: Rifki Feriandi

Pernahkah Anda berjalan telanjang kaki atau barefoot atau nyeker? Pernah lihat pemuda-pemuda Baduy yang berjalan ke sekitar Tangerang Selatan sambil membawa madu untuk dijual? Mereka berjalan tanpa alas kaki alias nyeker, seterik apapun cuaca hari itu. Penasaran kan, gimana rasanya? Lalu apa manfaatnya telanjang kaki? Berbahaya gak?

Manfaat telanjang kaki

Menurut situs hellosehat.com, beberapa manfaat telanjang kaki adalah:

  • meningkatkan sirkulasi darah
  • mengurangi peradangan
  • meningkatkan kualitas tidur
  • refleksologi gratis
  • mengurangi resiko penyakit jantung
  • meningkatkan postur dan keseimbangan tubuh
  • meningkatkan kebugaran

Testimoni merasakan telanjang kaki

Minggu kemarin, setelah lelarian di kompleks perumahan The Green BSD, saya melakukan pendinginan dengan berjalan kaki tanpa alas kaki alias telanjang kaki alias nyeker. Agak ngeri-ngeri gimana gitu pertama kali menjejak kaki polos ini. Maklum, permukaan yang pertama dijejak adalah jalanan beraspal. Lebih nyaman sih jika kita menjejak rumput atau tanah, karena menjejak aspal jalanan itu lebih takut adanya benda-benda tajam. 

Tapi, setelah dicoba, gak apa-apa tuh. Memang tidak dipungkiri benda-benda tajam dengan ukuran kecil atau sangat kecil, seperti kerikil atau pasir sediit tajam, menyentuh kulit. Tetapi, biarkan saja. Nanti juga terbiasa.

Di kawasan tempat saya berolahraga lari itu, saya mencoba merasakan kembali kulit alas kaki ini bersentuhan dengan berbagai macam permukaan: jalan beraspal, jalan dengan paving blok, plesteran semen yang diberi corak-corak, kansteen pinggir jalan, tanah licin dan rumput. Saya juga sengaja berjalan di atas jalanan aspal yang kering dan yang basah. Di sinilah saya memetik manfaat telanjang kaki: bersyukur karena indra perasa di kaki masih berfungsi normal. Bersyukur karena Allah begitu hebatnya menciptakan kaki dengan simpul-simpul syarafnya yang bisa memberitahu jika yang dijejak itu permukaan kasar atau lembut, kering atau basah, panas atau adem.

Nginjak apapun, telapak kaki masih bisa membedakan gradasi keras-tajam-lembut dan juga kering-basahnya permukaan. Subhanallah | Foto: Rifki Feriandi
Nginjak apapun, telapak kaki masih bisa membedakan gradasi keras-tajam-lembut dan juga kering-basahnya permukaan. Subhanallah | Foto: Rifki Feriandi
Ketika saya kemudian berjalan ke Jaletreng, saya lalu berjalan telanjang kaki di atas batu-batu yang disusun rapi. Foot terapi. Serius, tekanan dari batu terhadap berat tubuh ini terasa di telapak kaki. Rasanya enak, seperti dipijit. Di beberapa posisi, ketika batu-batu itu terlalu besar atau mencos, memang akan terasa sakit. Tapi, ya itulah terapi kan. Pasti ada rasa sakitnya. Tapi, setelahnya itu akan menjadi enak.

Manfaat lain telanjang kaki adalah bisa merasakan menyelipnya lumpur ke sela-sela jari kaki. Ini geuleuh saudara-saudara. Paling kesal kalau ini terjadi, persis seperti kesalnya lumpur menyelinap di lubang sendal jepit lalu nempel di sela-sela jari kaki. Kapan lagi coba kita kesal karena bolokot kakinya? Dan yang serunya, kita bisa langsung bersihkan kaki itu langsung tanpa menyiramkan air? Bagaimana bisa? Ya, pakai saja embun-embun yang menempel di rumput-rumput yang diinjak. Seru tahu. Kaki bersentuhan dengan rumput itu, adeeeem.

Hmmm... Jadi ketagihan nyeker nih.

Risiko nyeker

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun