Mohon tunggu...
Rifki Aunurahman
Rifki Aunurahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa HI Starta 1

Mempelajari ilmu gado gado dengan segala normatif dan abstraknitas yang menyertainya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Politik Uang: Parasit Demokrasi Indonesia

1 Januari 2024   11:22 Diperbarui: 3 Januari 2024   10:29 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Politik uang meningkatkan pragmatism dan apatisme para generasi muda yang menganggap pesta demokrasi yang seharusnya menjadi hari penting untuk memilih wakil rakyat yang berintegritas menjadi ajang transaksi politik untuk kepentingan dan kekayaan pribadi maupun kepentingan kelompok. Politik uang tidak hanya menghancurkan kepercayaan warga negara pada prinsip prinsip pesta demokrasi dan pemerintahan, namun menumbuhkan pandangan pandangan ideologis sebagai pelarian dari kekecewaan politik transaksional. 

Pandangan politik baru yang tumbuh tidak hanya sekedar protes demokratisasi, namun tumbuhnya pandangan pandangan yang mengancam eksitensi pancasila, seperti liberalisme Amerika dan Prancis, kebangkitan marxisme diantara para mahasiswa, dan bahkan radikalisme sayap kanan yang mengarah pada otoriterisme dan penghapusan serta penyelewengan prinsip prinsip demokrasi pancasila. 

Politik uang jika tidak diatasi akan membawa Republik Indonesia kedalam jurang kehancuran, meskipun dibalik gemerlap pembangunan nasional maupun gemerlap Jakarta atau rancangan arsitektur IKN. 

Dua negara dengan tingkat politik uang tertinggi di Dunia, yaitu Uganda dan Benin berada dalam kondisi yang buruk, dan salah satunya yaitu Benin mengalami kebangkrutan. Politik uang menjadi parasit yang membuat demokrasi menjadi busuk, dan menjadikan gemerlapan metropolitan serta pembagunan populis sebagai tameng yang menutupi kebobrokan institusi pemerintahan.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun