Mohon tunggu...
Rifka Abadi
Rifka Abadi Mohon Tunggu... Bankir - Seorang

http://rifkadejavu.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Pegawai Bank merupakan Pemakan Riba dan Fasik, Benarkah?

30 Juni 2015   10:27 Diperbarui: 30 Juni 2015   10:27 6266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Astaghfirullah...ini tanda-tanda orang yang tidak bisa hidup zaman yang modern seperti saat ini,

Jawaban2 yang dikemukakan oleh Ustadz Ammi Nur Baits/dewan pembina KS mencerminkan pemahaman syariah yang hanya berorientasi kepada akhirat saja, padahal dalam islam kita tidak boleh hanya memikirkan akhirat tapi duniapun harus dijaga asalkan jangan berlebihan.

Pertanyaan saya untuk Ustadz  Ammi Nur Baits "Pekerjaan apa di Indonesia ini yang tidak bersentuhan dengan Riba"....PNS, Pegawai swasta, medis, teknik dan segala pekerjaan lainnya bergesekan dengan Riba, karena instrumen yang di gunakan masih berbau konvensional dan terkadang berbau korupsi di beberapa pekerjaan dan sudah bisa dipastikan akan bersentuhan dengan praktik riba.

Domain yang dipakai web nya KS dibelinya dimana...? saya pikir yang punya web tersebut menjalankan usahanya bersentuhan dengan Riba....nah...., Laptop yang digunakan belinya dimana, apakah tidak membantu praktek riba  jika kita bertransaksi dengan produk yang dimiki oleh perusahaan yang menjalankan riba dalam usahanya.

Kedua, pegawai bank adalah orang fasik

Pengertian dari fasik yang saya sadur dari Wikipedia adalah orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah dan Rasulnya.


Jangan pernah menjadikan diri kita sebagai orang yang bisa memberikan penilaian terhadap profil keislaman orang lain. Yang akan menilai orang tersebut fasik atau tidak adalah Allah SWT, yang akan menilai kaidah keislaman makhluk dimuka bumi ini adalah Allah, jangan pernah berperan sebagai hakim syariah dengan men judge orang lain fasik karena pekerjaannya. Semua manusis pasti memiliki peranan masing2 dalam berjihad , jangan pernah menyepelekan apa yang dilakukan orang lain jika kita tidak memahami atau berada pada posisi tersebut.

Yang lebih parah lagi ada pertanyaan dari pembaca, yang mennanyakan bagaimana hukumnya meminjam di Bank  karena kepepet, dan dari salah satu paragraf jawaban yang saya sadur disini adalah "Dengan demikian, bank sejatinya bukan solusi bagi masalah keuangan masyarakat. Justru bank adalah penyakit bagi masyarakat. Apapun nama dan labelnya. Baik konvensional maupun syariah – sebagaimana pengakuan mereka yang pernah terjun di bank syariah –."

Di salah satu komentar Facebook teman saya tersebut, ada yang menyampaikan kegundahannya dan bertanya... "apakah kita harus memilih bekerja di Bank Syariah supaya terhindar dari riba dan fasik yang dimaksud oleh KS". dari jawaban diatas...komentar dan pertanyaan teman tersebut sudah terjawab, KS pun sudah menganggap bank syariah menjadi penyakit bagi masyarakat......Mudah2 an semua ummat islam diberikan limpahan rezeki yang sangat banyak agar tidak pernah dihadapi kebutuhan akan pinjaman di Bank.....amin

huffftttt......Jangan pernah berharap kita bisa kembali hidup di zaman Rasulullah yang tidak ada bank, tidak ada jalan raya, tidak ada laptop, tidak ada website, tidak ada bank, tidak ada PNS, yang ada hanya baitul mall, transportasi hanya dengan berjalan kaki dan naik unta, dakwah dilakukan hanya dari rumah ke rumah dan tempat ibadah, menulis hanya diatas daun lontar, menggosok gigi dengan siwak dan lainnya.

Jangan berpikir sesempit itu dalam berdakwah, berpikirlah bagaimana cara berdakwah sesuai dengan kebutuhan hidup ummat hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun