Mohon tunggu...
Rifan Abdul Azis
Rifan Abdul Azis Mohon Tunggu... Penulis - duduak samo randah tagak samo tinggi

duduk sama rendah berdiri sama tinggi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Poligami, Seks Bebas, Pesta Gay, dan Perang Pemikiran

9 Oktober 2017   19:57 Diperbarui: 11 Oktober 2017   09:58 2227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=Tx2jr430xDU

Akhir-akhir ini di medsoc sedang ramai perang opini terkait poligami, diawali oleh seorang Da'i yang baru saja memposting foto makan-makan bersama ketiga istrinya. Seperti biasa reaksi dari netizen pun bermunculan.

Yang buat penulis tersenyum adalah ternyata perang opini ini dimotori oleh dua kelompok yang tak asing lagi di dunia maya Indonesia. Dua kelompok itu adalah kelompok yang pro-Jokowi dan kelompok yang kontra-Jokowi.

Cibiran-cibiran yang membuat otak ngilu pun dilempar oleh kelompok-kelompok pro-Jokowi ini (Ade Armando, Ahmad Sakhal, Sumanto al-Qurtuby). Baik cibiran yang ditujukan kepada sang Da'i maupun kepada para pendukungnya.

Serangan dan cibiran tersebut juga secara tidak langsung menyerang poligami itu sendiri yang artinya juga menyerang Islam. Tentu saja kelompok yang kontra-Jokowi yang mayoritas umat Islam tidak terima tokoh dan ajarannya dicibir seperti itu.

Bila kita perhatikan akan terlihat kecerdasan teman-teman yang kontra-Jokowi dalam perang opini terkait poligami ini, mereka tidak memposisikan dirinya sebagai pihak tertuduh. Jadi penulis hanya senyum-senyum saja melihat pertikaian itu. Karena terlihat kelompok pro-Jokowi sedang memamerkan kebodohan, bahkan orang awam bisa melihatnya.

Terlebih lagi di saat bersamaan perang opini poligami ini terjadi penggerbekan pesta gay. Tak main-main 50an laki-laki di grebek dalam pesta tersebut. Dan kelompok pro-Jokowi yang penulis sebutkan diatas yaitu Ade Armado, Ahmad Sakhal, dan Sumanto al-Qurtuby diam seribu bahasa terkait penggrebekan pesta gay ini.

Hal itulah yang membuat para netizen melancarkan pertanyaan-pertanyaan retoris. Kok bisa ya mereka mecibir pelaku poligami tapi mediamkan pelaku gay, pelaku seks bebas, bahkan pesta gay? 

Bahkan kalau ditelusuri mereka yang suka menyerang poligami biasanya mendukung LGBT dan seks bebas. Kok bisa seperti itu? cara berpikir seperti apa yang mereka pakai?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut setidaknya akan membuat kita berfikir terkait standar ganda sebagian orang atau kelompok tertentu terhadap sesuatu. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai standar ganda kelompok tertentu terkait poligami dan LGBT termasuk seks bebas.

Bila kita perhatikan awalnya serangan terkait poligami ini dilancarkan oleh para orientalis barat di akhir abad 19 M dan awal-awal abad 20 M. Tujuan dari para orientalis ini adalah untuk merendahkan ajaran Islam dan membuat umat Islam menjunjung tinggi ajaran barat (liberalisme dan sekulerisme).

Kita bisa melihat itu melalui buku-buku dari para ulama terutama ulama pergerakan yang hidup dan aktif pada awal-awal abad 20 M. Pada buku ulama-ulama abad 20an itu kental sekali perang gagasan dan pemikiran dengan nilai-nilai barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun