Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Opa Dilarang Patah Hati

17 Oktober 2019   06:05 Diperbarui: 17 Oktober 2019   07:27 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

"Ketika kau sudah tua, pasti akan merasakannya juga," kata ayah kala itu. Opa Onal pun menikah dengan Siti. Dan ini pula yang tejadi kepada saya.
"Opa..." Akhirnya Warni datang. Dia terlihat lebih cantik dan  dewasa. "Opa sudah lama menunggu?"
"Ah, baru saja."
"Opa tahu kenapa saya undang ke mari?" Saya menggeleng. "Puisi Opa sukses!"
Sukses membuat hatinya klepek-klepek? Apakah begitu?
"Puisi itu berhasil membuat cowok itu tahu isi hati saya." Dia terlihat kesenangan. Aku menjadi kebingungan. Maksudnya apa, ya?

Warni berterima kasih sambil memelukku. "Akhirnya saya ada cowok." Saya tetiba merasa patah hati. "Saya undang Opa ke mari untuk merayakan kencan pertama kami."

Seorang lelaki yang amat saya kenal, masuk kafe sambil celingak-celinguk. Sedang apa dia ke mari?
Warni yang menyadari kedatangannya, buru-buru berdiri, dan setengah menyeretnya mendekati saya. "Kenalkan, Opa. Ini Bang Ramona, cowok saya."
"Sudah tahu!"

Kau tahu apa yang terjadi selanjutnya kepada saya? Saya benar-benar patah hati. Kenapa Warni berpasangan dengan musuh bebuyutan saya?
Saya mulai sering mengurung diri di kamar, Saya tak enak makan dan tak nyenyak tidur. Puncaknya puisi-puisi saya melulu tentang kematian dan keputusasaan.

Tapi sebulan kemudian saya sudah melupakan kisah cengeng ini. Saya kembali bisa menikmati senja di taman. Berbagi remah bersama merpati. Puisi kehidupan mengalir deras.  Kasih sayang turun seperti hujan dari.pelukan cucu saya. ---maksud saya salah satunya bakal jadi cucu saya---Ramona dan Warni.. 


---sekian---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun