Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Desember

21 Agustus 2019   14:00 Diperbarui: 21 Agustus 2019   14:12 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: pixabay

hujan teratur diguyur
dingin berdebur
di setiap desember bilur
kenapa deru perpisahan harus diolah
oleh bubur tangis
terlalu sakit untuk makanan orang
orang sakit nyawanya gugur
seperti nyawa-nyawa yang siap
dikubur

oleh karena perpisahan
seharusnya senyaring terompet
dan teriakan untuk bubar
dari kemunduran
menjadi bintang tenar
paling terang berpijar pendar

oleh karena perpisahan
usahlah kemunduran
kau jadikan tunas kemurungan
tempik sorak  dari pertarungan
pergulatan hawa nafsu
tak kesudahan

hujan  teratur diguyur
dinginku lebur
satu-satu daun gugur
dikubur

mengapa harus ada perpisahan
sebelum aku menemui pelipur
sebagai penghibur

Ujung Kata, 819

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun