Menunggumu di sini, pada ranum senja saat jatuh di meja makan, aku menata gelisah pada lalu-lalang, pada bandul jam mengajak pulang.
Selalu ada janin kejenuhan, melahirkan pecah ketuban kata, harusnya tak menyulut marah, setiap asa berakar api, api bekerja melahap bara, ketika bara menjadi abu, angin mengajarinya mengotori kebersamaan, mengukur ego dari penguasaan.
Menunggumu di sini, seharusnya ibarat jeda merapal makna, meniti hati agar mengerti, telisik yang kurang, menggunting yang lebih, baju kebersamaan, ditumbuhkan di meja makan, sebelum azan menyeret tangan menuju pinggan, iqomat mengayuh langkah ke sajadah, berjamaah, bukti syukur atas berkah, sabar di jalur resah.
Menunggumu di sini, setia sampai masa meralat ego menusuk. Diam itu semoga tetap emas.
Ujungudik052019