Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Benda Itu

1 Maret 2019   09:09 Diperbarui: 1 Maret 2019   09:27 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Maghrib?"

"Kebetulan Ir meneraktirku marbatak. Jadi, aku tiba di rumah selepas maghrib."

"Huh!"

"Ah!"

Sejenak suasana hening. Bukan apa-apa, sambungan telepon putus. Mungkin pulsa ponsel istriku habis, atau batereinya ngedrop. Sebentar kemudian ponselku berbunyi. Bukan dari istriku. Melainkan dari nomor tidak tercatat. Setelah suara cempreng terdengar dari seberang, baru kutahu dia memang istriku.

"Apalagi?"

"Kami ketinggalan barang di rumah. Apa Mas lihat? Itu bakalan mahar untuk Is," jawabnya.

"Emas, ya?" tanyaku terdengar bodoh.

"Ya, jelas saja emas toh, Mas! Apa ada mahar dari besi?"

"Bentuknya?"

"Antingan!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun