Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Jalan Pakai Mata

27 April 2021   14:10 Diperbarui: 27 April 2021   14:38 2864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber. Ayobandung.com

Pada suatu momen, seorang pemuda berjalan di gang yang sempit, tak sengaja bersenggolan dengan pejalan lain dan pejalan tersebut mengatakan "kalau jalan pakai mata dong."

Mendengar kata tersebut membuat dahi saya mengerut. Penasaran, bagaimana bisa seseorang manusia berjalan dengan mata? Mata kaki mungkin? Entahlah, saya akan menelusurinya.

JALAN PAKAI MATA

Terdengar unik dan atraktif sekali, ya. 'Jalan pakai mata' merupakan frasa yang kontradiksi dengan makna yang dimaksudnya. Frasa tersebut sudah tidak asing lagi terdengar oleh masyarakat Indonesia, bahkan secara meluas penggunaannya sudah menjadi iterasi penuturan.

Banyaknya masyarakat tutur yang menggunakan frasa 'jalan pakai mata', menjadikan frasa tersebut memiliki makna di dalamnya. Frasa 'jalan pakai mata' merupakan bentuk frasa makian atau ungkapan teguran kepada seseorang yang pada saat berjalan dalam kondisi tidak menghadap ke depan.

Frasa 'jalan pakai mata' terdiri dari tiga kata dasar yaitu jalan, yang berarti perlintasan, lintasan, gerak maju atau mundur. Kata pakai yang berarti mengenakan, dan kata mata yang berarti indra penglihat. Lalu, kata-kata tersebut dipadukan menjadi satu frasa dan bermakna implisit.

Frasa 'jalan pakai mata' pada saat ini belum dimutakhirkan dalam KBBI, seiring dengan perkembangan zaman dan sifat bahasa yang dinamis, memungkinkan muncul bahasa-bahasa baru yang digunakan oleh masyarakat atas dasar fenomena atau kebiasaan sehari-hari, bisa muncul dari asal ucap atau memang sudah terstruktur sejak lama.

Pencetus frasa 'jalan pakai mata' sendiri pun belum diketahui secara pasti. Penggunaan frasa tersebut lahir begitu saja atas dasar fenomena kebahasaan yang ada. Namun, ada beberapa asumsi masyarakat yang telah saya tampung mengenai makna 'jalan pakai mata' dan saya mendapatkan konklusi terhadap pertanyaan 'apa makna jalan pakai mata?' Jawabannya adalah 'jalan menggunakan kaki dengan mata menghadap ke depan'.

Maksud dari konklusi tersebut adalah seseorang berjalan menggunakan kaki sebagai penggerak dan mata sebagai indra penglihat. Bisa dikatakan 'jalan pakai mata' karena mata merupakan pusat terpenting, sumbu, dan yang paling pokok dalam menentukan segala arah dan tujuan.

Adapun dengan menggunakan mata, seseorang dapat melihat segala arah agar tidak tersasar atau menghantam segala hal yang ada dihadapannya. Lantas mengapa dikatakan 'jalan pakai mata?' Makna 'jalan pakai mata' adalah seseorang yang kalau berjalan dengan menghadap ke depan, tidak dalam keadaan menunduk, lengah, tidak fokus ke depan, atau pandangan ke mana-mana.

Dengan demikian, munculnya sebuah bahasa baru, tidak didasari tanpa sebab yang ada. Bahasa baru yang muncul seperti penggunaan ungkapan atau makian frasa 'jalan pakai mata' muncul atas dasar spontanitas yang mengarah kepada seorang pejalan kaki yang tidak fokus ke depan saat jalan dan dikaitkan pada kata jalan dan mata.

Terima kasih.

Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun