Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Apa yang Anda Lakukan Apabila Tidak Tersimpan Ide untuk Menulis?

21 September 2020   07:23 Diperbarui: 21 September 2020   07:27 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis. (Sumber. Qureta.com)

Menulis secara definisi adalah suatu kegiatan menuangkan gagasan dan ide ke dalam bentuk tulisan, entah menggunakan kertas atau media digital. Menulis juga merupakan salah satu bagian dari budaya literasi.

Dalam kegiatan menulis, terkadang kita membutuhkan bahan, gagasan, ide, atau pun hasil riset untuk dapat ditransformasikan ke dalam bentuk tulisan. Menulis juga bentuk sarana informasi dan komunikasi untuk khalayak umum.

Menulis memiliki manfaat yang sangat luas, selain untuk diri sendiri, bermanfaat juga untuk orang lain. Dari tulisan yang telah kita tulis, dapat menghasilkan informasi, ilmu, pengetahuan, dan wawasan yang luas bagi khalayak umum.

Namun, dalam proses menulis tidaklah selalu lancar. Banyak sekali kendala yang telah menghadang diri kita untuk menulis. Musuh terbesar kita dalam menulis adalah rasa malas dan kedua adalah tidak adanya ide.

Ide ini merupakan kunci terbesar dalam keberlangsungan kegiatan menulis. Apabila tidak ada ide, entah apa yang mau ditulis. Ide pun sesuatu yang kadang muncul sendiri dan kadang juga harus dicari.

Dalam mencari ide kita membutuhkan kenyamanan, ketenangan dan situasi yang mendukung untuk memunculkan ide. Ide pun terkadang muncul bagaimana keadaan dan situasi sekitar kita.

Keadaan dan situasi juga suatu peranan yang penting dalam memunculkan ide. Contoh, di sekitar kita atau di masyarakat luas sedang terjadi isu atau kejadian yang unik, viral, atau peristiwa yang tidak biasa. Maka, hal ini pun bisa dijadikan bahan dan ide dalam menulis.

Lantas bagaimana kalau tidak ada kejadian apa-apa dan situasi normal saja? Inilah masalah kita kehilangan ide. Ini pun juga dialami oleh saya. Tidak melulu saya mendapatkan ide. Tidak melulu mengangkat atau membahas isu-isu yang tidak biasa.

Lalu apa yang saya lakukan? Yang saya lalukan adalah mengangkat dan membahas tentang paham dan ilmu yang telah saya ketahui, pelajari, dan saya kuasai. Membahas sesuatu yang telah menjadi spesialis dalam diri.

Spesialis atau sesuatu kemampuan yang kita miliki secara ilmu pengetahuan, menjadikan sesuatu yang condong dan menonjol untuk dibahas dan ditulis. Selanjutnya adalah kekonsistenan kita dalam menulis.

Konsisten dalam menulis atau kestabilan kita dalam menulis juga dapat mengasah pikiran dan gagasan yang akan terus tertuang, karena ada rasa motivasi internal agar terus menulis.

Motivasi internal inilah yang membantu kita menguak dan mendorong munculnya ide. Selain konsisten dalam menulis, berikutnya yaitu waktu. Waktu ini adalah momen kita dalam menentukan dan menciptakan sebuah tulisan.

Saya sendiri pun tidak bisa menulis dalam waktu yang berdekatan, misal sehari beberapa kali menulis. Saya pun juga belum tentu menciptakan tulisan dalam setiap hari. Hal tersebut, banyaknya agenda dan kegiatan di luar kegiatan menulis.

Saya menulis dengan memanfatkan waktu senggang. Dari waktu senggang inilah, saya bisa mengaplikasikan segala ide-ide saya untuk dikembangkan menjadi lebih luas dalam tulisan.

Dengan memanfaatkan waktu senggang, maka saya dapat mengembangkan gagasan dan ide saya ke dalam situasi yang lebih jauh dan dalam untuk membahas dan mengulas ide tersebut.

Lantas bagaimana dengan Anda? Apa yang Anda lakukan apabila tidak tersimpan ide untuk menulis? Kalau dengan saya sendiri, apabila tidak adanya ide yang tersimpan untuk menulis. Pertama, saya tidak menulis dulu, saya tenangkan pikiran saya, entah dengan membaca, menonton, atau melakukan kegiatan lainnya.

Selanjutkan yang kedua adalah iseng-iseng membuat puisi, walau saya sendiri tidak pandai dalam berpuisi. Dari iseng-iseng saya memulai menulis puisi, maka pelan-pelan akan terbesit dan memunculkan ide.

Setelan munculnya ide, mengetahui topik yang ingin dibahas, topik yang ingin dikembangkan, sesegera mungkin saya menuliskan topik yang ingin dibahas. Lalu, baru saya buatkan kerangkanya.

Dari situlah ide yang muncul akan tersusun rapi dan mudah untuk dikembangkan lebih dalam dan lebih luas lagi untuk dijadikan tulisan. Menulis itu tergantung bagaimana isi pikiran dan hati. Ketika sudah mulai menulis kalimat pertama pada paragraf pertama. Maka, selanjutnya akan mengalir begitu saja hingga pada akhir tulisan.

Bagaimana dengan Anda?

Tulisan ini ditulis, karena saya sendiri bingung mau menulis apa. Saya hanya mengikuti alur dari jalan aksara pikiran yang menjembatani saya menuju akhir dari tulisan ini.

Semoga bermanfaat.

Salam literasi. Semangat menulis.

Teruslah berkarya, apapun karya kalian, tetap bernilai dan berharga pada suatu saat nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun