Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Penggunaan Metatesis pada Komunikasi Kalangan Remaja

22 Juli 2020   23:25 Diperbarui: 22 Juli 2020   23:23 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diedit dari brilio.net

Bahasa merupakan hal yang pokok dan konsensus dalam masyarakat. Bahasa memiliki banyak keragaman yang dimiliki setiap individu sebagai alat interaksi dan komunikasi antar sesama manusia. Dalam masyarakat, berbahasa adalah hal yang paling utama dan paling penting untuk  membentuk suatu keragamaan dan kebersamaan. Masyarakat itu suatu tatanan individu dalam kelompok, sebagai pondasi manusia untuk menjalin persahabatan, keeratan, kebersamaan, dan keharmonisan, agar terciptanya suatu kenyamanan dalam bermasyarakat.

Untuk terciptanya hal-hal tersebut, peran berbahasa sangatlah penting dan sangat melekat-erat di setiap penutur dalam masyarakat dengan meningkatkan komunikasi. Karena bahasa telah menyatu pada jiwa manusia sejak lahir di dunia. Manusia pertama kali mengenal bahasa, diawali dengan mengenal bunyi, diserap dengan otak yang disebut dengan neurolinguistik, lalu dikeluarkan melalui pelafalan dan keluarlah bahasa pertama dengan ucapan semantiknya berupa bahasa bayi. Sehingga itulah kita sebagai manusia telah memperoleh bahasa pertamanya atau disebut B1 bahasa ibu.

Ketika kita semakin bertambah usia, maka perkembangan berbahasa semakin luas. Kita akan mengenal banyak bahasa-bahasa baru di lingkungan sekitar kita. Di saat mulai masuk dalam lingkungan pendidikan, tingkat pengetahuan berbahasa kita semakin bertambah dan semakin banyak mengenal ragam bahasa. Semakin remaja dengan bertambahnya teman dan bergaul, maka kita akan menemukan bahasa baru dan bahkan membuat variasi bahasa.

Pada zaman modern, di era milenial ini, banyak ditemukan penggunaan variasi-variasi bahasa baru yang digunakan kalangan remaja sebagai bentuk interaksi dan komunikasi yang modern. Pada awal tahun 2019, di wilayah Jakarta, Bekasi, Depok, dan sekitarnya, banyak kalangan remaja yang memodifikasi bahasa agar terdengar lebih modern dan suatu hal yang unik.

Modifikasi bahasa yang digunakan pada kalangan remaja dalam komunikasi pergaulan mereka adalah metatesis. Tidak banyak yang tahu istilah ini, tetapi sudah banyak yang tahu dan dengar bunyi perkataannya. Apa sih metatesis itu? Istilah metatesis itu sendiri merupakan salah satu modifikasi bahasa ke dalam bentuk lainnya. Metatesis ini memiliki arti pergantian letak bunyi (huruf) dalam sebuah kata, tetapi tidak mengubah arti kata atau makna itu sendiri.

Contoh dari metatesis bisa dilihat pada percakapan di bawah ini.

Rifan: "Mo, eug sabi ga rumah lu?"

Bimo: "Sabi, sini aja, kita rakab-rakab daging."

Rifan: "Kuy hal, kita takis

Pada contoh percakapan di atas tidak asing lagi bagi kita mendengar perkataan tersebut dan melihatnya dipesan ponsel, ketika remaja generasi sekarang ini ingin kumpul, main, dan bersenda gurau. Masih banyak lagi contoh dari metatesis ini, seperti ngalam (malang), ngalup (pulang), kane (enak), eug (gue), sabi (bisa), kuy (yuk), rakab (bakar), hal (lah), dan takis (sikat). Peristiwa tersebut merupakan fenomena yang terjadi pada generasi milenial sekarang ini.

Penggunaan metatesis ini banyak terjadi di kalangan remaja, karena lingkup pergaulan dan pertemanan yang luas, sehingga tidaklah sulit untuk memunculkan berbagai variasi bahasa, modifikasi bahasa, dan ragam bahasa. Karena bahasa memiliki sifat yang dinamis menyesuaikan zaman, dengan adanya keragaman berbahasa kita dapat berkomunikasi dengan baik dan nyaman untuk digunakan, agar mitra tutur kita dapat memahami setiap perkataan kita. Karena bahasa adalah seni dalam berbicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun