Mohon tunggu...
Tankulava
Tankulava Mohon Tunggu... Guru - Rifai el-Carbon

Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN-SU

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Surat yang Terakhir: Upacara Bendera

8 September 2020   13:34 Diperbarui: 15 September 2020   15:20 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi teman-teman yang baru kali ini mampir di novel Surat Yang Terakhir ini, saya ucapkan selamat datang di dunia halusinasi penulis. cerita sebelumnya bisa langsug di cek pada link https://www.kompasiana.com/rifai24594/5f4d90b3097f362d883a9562/surat-yang-terakhir-perjalanan-menuju-sekolah 

Pembicaraan tentang Yuni sang gadis pujaan Billy terhenti. Tiba-tiba saja salah satu dari mereka tersentak lalu berdiri seakan teringat sesuatu yang penting. Yah, mungkin itu adalah hal penting yang terlupa akibat  suasana pembahasan kasmaran, dimana membuat  fikiran seakan terbang melayang seperti kapas mengikuti arah angin. Menikmati pembicaraan sang remaja yang sedang jatuh cinta memang sangatlah aduhai dengan beberapa bumbu yang diaduk menjadi rata sehingga terkadang membawa kepada mabuk kepayang, katanya.

"Ini kan hari senin. Apa kalian lupa kita punya tugas diupacara nanti" Ucap Faldi yang telah berdiri menghadap kearah kedua temannya.

"Astaga. Untung kamu ingatkan Fal" Sahut Amat memukul dahinya.

"Kita harus melapor sama Pak Wira".

"Kok kita bisa lupa ya" Sahut Bily yang juga kaget. "Yasudah, kita melapor dulu, nanti Pak Wira berpikir tidak ada siswa yang ditugaskan" Sambung Billy

"Ayo berangkat, nanti kita di hukum pula sama beliau" Ajak Amat

Tanpa menunggu waktu yang lama untuk berfikir mereka bertiga bergegas menuju kantor sekolah menjumpai Pak Wira tersebut untuk melapor bahwa petugas upacara bendera sudah ada. Dengan penuh rasa tanggung jawab mereka bertiga menjumpai orang yang dituju dan menyampaikan laporan.

Pak Wira adalah Ketua Bidang Kesiswaan yang mengurusi hal tersebut. Jika sampai tidak ada yang melapor bisa saja satu kelas akan di hukum atau orang yang diberikan tanggung jawablah yang mendapat hukuman. Setiap orang yang mendapat tugas harus melapor terlebih dahulu agar tidak digantikan dengan orang lain secara struktural dan siematis. Meskipun sudah ada yang yang diberikan tugas namun tidak melapor akan digantikan dan diberikan sanksi atau hukuman khusus dari Pak Wira.

Sesampainya di kantor sekolah mereka bertiga langsung menuju meja Pak Wira dan menyampaikan tugas apa saja yang mereka emban di upacara bendera pada hari ini. Hati pun terasa lega karena sudah melapor, tinggal pelaksanaan yang belum di lakukan. Yang terpenting dalam hati mereka tidak mendapat hukuman satu kelas akibat kelalaian mereka sendiri. Sesudah melapor mereka langsung menuju kelas untuk mempersiapkan diri masing-masing.

"Teng teng teng" bunyi lonceng SMA Negri 1 Malintang yang masih manual. pertanda sudah menunjukkan sudah jam 08:00 WIB. Para siswa siswi pun berkumpul dilapangan menyusun barisan yang rapi sesuai kelas masing-masing, dimana tadinya orang-orang berserakan diman-mana. Para guru pendidik pun keluar dari kantor sekolah menyusun barisannya sejajaran guru pendidik dan kepala sekolah SMA Negri 1 lah yang menjadi komandan upacaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun