Pertemuan pertama mata kuliah Filsafat Dakwah yang diampu oleh Bapak Drs. Study Rizal LK, M.Ag.dilaksanakan secara daring. Meskipun melalui platform online, suasana kelas cukup interaktif dan tidak kaku. Di awal perkuliahan, beliau langsung menjelaskan garis besar tentang apa itu filsafat dakwah, pentingnya kita memahaminya, dan bagaimana kaitannya dengan kondisi dakwah di era sekarang yang penuh tantangan.
Pak Rizal menyampaikan materi dengan gaya bicara yang tenang tapi mengena. Penjelasannya mudah dipahami, apalagi karena beliau juga sering menyisipkan contoh-contoh konkret dari kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat membantu kami sebagai mahasiswa untuk bisa memahami filsafat dakwah bukan hanya sebagai teori, tapi juga sebagai cara pandang dalam melihat aktivitas dakwah.
Hal yang menurut saya cukup menarik dari pertemuan ini adalah penjelasan mengenai kontrak perkuliahan. Ternyata, tidak akan ada ujian tulis atau lisan seperti biasanya. Sebagai gantinya, mahasiswa diminta membuat makalah kelompok yang kemudian dipresentasikan, direvisi, dan hasil akhirnya dipublikasikan di Kompasiana atau Retizen Republika. Tautan tulisan tersebut nantinya dikumpulkan ke penanggung jawab kelas masing-masing.
Selain itu, UAS juga mengharuskan mahasiswa membuat  video podcast berdasarkan materi makalah yang sudah dibuat. Video tersebut akan diunggah ke YouTube. Untuk tugas individu, setiap mahasiswa wajib membuat resume dan tanggapan materi perkuliahan setiap minggunya, yang juga dipublikasikan ke Kompasiana atau Retizen.
Tanggapan Pribadi
Menurut saya pribadi, sistem pembelajaran seperti ini cukup menantang tapi juga seru. Kita diajak untuk aktif, bukan cuma duduk dan mendengarkan. Tugas-tugas yang diberikan mendorong kita buat lebih peka terhadap materi, berpikir kritis, dan mampu menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan serta diskusi.
Kerja kelompok pasti menyenangkan, apalagi kalau anggotanya saling support. Tapi di sisi lain, tantangannya juga ada, seperti ketika pembagian tugas kurang merata atau ada yang pasif. Namun, dengan sistem seperti ini, kita semua jadi dituntut untuk lebih bertanggung jawab terhadap proses belajar kita sendiri.
Secara keseluruhan, pertemuan pertama ini memberikan kesan yang baik dan membuka pemahaman awal tentang bagaimana filsafat dakwah bisa jadi landasan penting dalam aktivitas dakwah yang lebih terarah dan relevan dengan zaman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI