Mohon tunggu...
Ririn Sukmarini
Ririn Sukmarini Mohon Tunggu... -

an ordinary woman who wants to be a good mom and wife

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berpikir Positif Saat PMS Melanda, Itu Kuncinya!

6 Januari 2013   16:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:26 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1358593725658227384

Saya seorang yang sangat menyukai kegiatan dapur. Apalagi namanya kalau bukan urusan masak memasak. Termasuk membuat cemilan kesukaan anak-anak. Saya bahkan bisa menghabiskan waktu sampai lebih dari 3 jam demi membuat masakan yang saya buat itu memiliki hasil yang sempurna. Terlebih saat membuat kue-kue kesukaan mereka. Tapi jangan salah, hobi saya itu bisa berbalik 180 derajat menjadi sesuatu yang bisa membuat saya sangat ilfeel saat PMS melanda. Ya, betapa tidak. Dengan kondisi nyeri perut, nyeri (maaf) payudara, dan mulut pahit, yang kerapkali saya rasakan saat PMS tiba, membuat saya sangat tidak bergairah untuk bermesraan dengan oven, mikser dan kawan-kawannya. Terlebih kondisi mulut yang pahit, yang tidak memungkinkan saya mencicipi rasanya sehingga saya tidak tahu taste masakan yang saya buat itu benar-benar pas atau tidak. Ujung-ujungnya, anak-anak saya akhirnya membeli cemilan di luar. Tentu itu adalah hal yang riskan, mengingat tidak sedikit cemilan yang tidak sehat di luar sana. Saya sendiri sebetulnya bukan tipikal seorang yang gampang terpengaruh keluhan menstruasi. Namun, mengingat hal itu adalah sesuatu yang dialami sebagian besar perempuan, terkadang keluhan kecil saja tidak bisa saya hindari. Beruntung, PMS tidak sampai berpengaruh terhadap naik-turunnya tingkat emosi saya. Karena menurut sebuah teori, beberapa gejalanya menunjukkan bahwa seseorang yang sedang mengalami PMS akan mudah tersinggung, emosi labil, cemas dan depresi. Karena ketika seseorang mengalami sindrom pra menstruasi atau PMS, dia tidak hanya mengalami gejala fisik (seperti, perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid), tapi juga psikologis dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita. Pernah saya memaksakan diri untuk ‘terjun’ ke dapur demi membuat kue sebagai hantaran untuk mertua. Hasilnya? Bisa dibayangkan. Kebetulan saat itu kue yang saya buat adalah bolu kukus. Alih-alih membuat bolu kukus yang merekah cantik (istilah saya: ngakak), akhirnya malah menghasilkan bolu kukus yang manyun, tidak merekah. Kalaupun ada, itupun hanya ‘tersenyum’ simpul. Mungkin sebagai gambaran pembuatnya yang memang sedang sangat tidak mood melakukan kegiatan dapur. Apa sih PMS? PMS atau premenstrual syndrome adalah kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid (dialami oleh sekitar 85% perempuan). Sindrom itu sendiri akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai haid. Pada sebagian wanita antara usia 20 hingga 35 tahun, sindrom pra menstruasi dapat sangat hebat pengaruhnya sehingga mengharuskan mereka beristirahat dari aktivitas sehari-hari, seperti sekolah atau bekerja. Sindrom ini biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid. Akan tetapi ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya PMS, seperti berikut ini: 1. .Wanita yang pernah melahirkan Konon, wanita yang pernah melahirkan beberapa anak, rentan terhadap PMS dan mengalami gejala yang semakin berat. 2. Status perkawinan Wanita yang pernah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum menikah. 3. Usia PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30 – 45 tahun. 4. Stres Faktor stres memperberat gangguan PMS. 5. Diet Faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala PMS. 6. Kekurangan zat-zat gizi Kekurangan vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat, kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala PMS. 7. Kegiatan fisik Kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS. Beberapa poin di atas memang terjadi pada saya. Ketika kehamilan pertama dan ke dua, saya tidak pernah mengalami gejala-gejala PMS. Setelah kehamilan ke tiga ini, saya malah merasakan gejala yang belum pernah saya alami sebelumnya. Sayapun mengakui, di usia 30-an ini, secara fisik memang sudah banyak mengalami perubahan. Karenanya, terkadang saya lupa, bahwa tubuh saya juga butuh olahraga. Padahal, banyak pilihan olahraga yang sesuai dengan kondisi fisik kita. Itulah sebabnya terkadang PMS menjadi hal yang cukup mengganggu saat kedatangannya. PMS sendiri sebetulnya dapat diatasi. Tinggal bagaimana kita yang mengalaminya, mau dan berusaha agar si PMS ini tidak mengganggu aktivitas keseharian kita. Beberapa hal di bawah ini dipercaya dapat mencegah munculnya PMS, antara lain: 1. Melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara teratur. 2. Menghindari dan mengatasi stres. 3. Menjaga berat badan. Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko menderita PMS. 4. Catat jadwal siklus haid Anda serta kenali gejala PMS-nya. 5. Perhatikan pula apakah Anda sudah dapat mengatasi PMS pada siklus-siklus datang bulan berikutnya. 6. Keluhan juga dapat diatasi jika kita mengkonsumsi suplemen khusus. Dan Vitafem, sebagai suplemen khusus, hadir sebagai salah satu solusi bagi kita yang kerapkali didera PMS. Apalagi selama sindrom pra menstruasi berlangsung, terkadang ketahan tubuh menurun karena berbagai faktor fisik dan psikis. Karenanya, Vitafem berfungsi membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral untuk memelihara kesehatan tubuh. Selain itu, sebetulnya PMS bisa di atasi oleh diri kita sendiri. Dengan senantiasa berpikir bahwa PMS adalah hal yang kerap dialami oleh perempuan sebagai sesuatu yang kodrati. Sayapun akhirnya berusaha untuk selalu ‘melawan’ semua keluhan yang saya alami ketika PMS melanda. Anak-anak adalah motivasi terbesar saya. Saat saya mulai dihinggapi rasa segan untuk masuk dapur, saat itu pula saya kembali berpikir:’ apa jadinya kalau setiap hilang mood, mereka selalu makan makanan luar karena ke egoisan saya? Dimana tanggung jawab saya sebagai seorang ibu?’ Pada akhirnya, saya berusaha untuk selalu berprasangka baik dan berpikir positif tentunya, bahwa apa yang dialami adalah bagian dari nikmat sebagai perempuan yang Allah berikan kepada saya. Yang berarti bahwa kita adalah makhluk yang istimewa, dan hal istimewa ini tidak dialami oleh semua makhluk bukan? Maka, syukurilah nikmat itu. Referensi: http://doktersehat.com/kenali-tipe-dan-gejala-sindrom-pra-menstruasi/ http://en.wikipedia.org/wiki/Premenstrual_syndrome

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun