Mohon tunggu...
Ridwan Hidayat
Ridwan Hidayat Mohon Tunggu... Seni

Amorfati Fatum Brutum

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sorot Mata yang Letih, Jiwa yang Berkobar

2 September 2025   04:27 Diperbarui: 2 September 2025   04:52 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari dimana Bukittinggi kembali menjadi saksi suara mahasiswa dan pemuda. Hari Senin 1 September sekitaran pukul 15.00 WIB sampai menjelang Maghrib, titik kumpul di UIN SJECH M.Djamil Djambek Bukittinggi menuju gedung DPRD Bukittinggi, berbagai organisasi kepemudaan dan mahasiswa dari beragam jurusan berkumpul, membawa semangat yang sama. Jalanan yang biasanya riuh dengan aktivitas warga berubah menjadi ruang aspirasi.

Saya melihat sendiri, wajah-wajah yang penuh keringat dan kelelahan. Meski saya hanya berada dibelakang layar yang menunggu aksi berlangsung dari jam 13.00, bagi saya sendiri yang hanya diam dan melihat orasi terasa lelah, mungkin energi kita beda ya, dan saya hanya bisa membuat tulisan ini tentang bagaimana perjuangan kawan kawan mahasiswa.

Sorot mata mereka justru berbeda, ada api yang berkobar di sana. Salah satunya terlihat jelas pada Ketua Umum HMI Cabang Bukittinggi, Ahmad Zaky S.H. Walau letih, ia tetap berdiri tegak, memimpin massa dengan keyakinan penuh.

Yang membuat aksi ini terasa istimewa adalah kehadiran langsung walikota Bukittinggi bapak M. Ramlan nurmatias dan dengan keragaman yang hadir. Tidak hanya HMI, tapi juga OKP lain ikut turun tangan. Mahasiswa dari berbagai jurusan, dari hukum, ekonomi, keguruan dan lainnya, semuanya menyatu. Perbedaan latar belakang seolah hilang, digantikan oleh satu tekad yang sama: menyuarakan kepentingan rakyat.

Dalam demontrasi bertemakan Gerakan Bukittinggi melawan ini, tuntutan mahasiswa yaitunya seperti pemecatan menteri bermasalah, bebaskan demonstran yang ditangkap, evaluasi kinerja aparat kepolisian.

Selain skala nasional, mahasiswa juga menuntut DPRD Bukittinggi untuk menekankan pemerintah agar tidak menaikkan pajak bumi dan bangunan, meminta juga transparansi anggaran daerah serta meminta kejelasan soal program revitalisasi pasar.

Perjalanan panjang itu akhirnya membuahkan hasil. Setelah orasi, diskusi, bahkan gesekan kecil yang bisa saja terjadi, tuntutan yang dibawa mahasiswa dan pemuda resmi ditandatangani di depan halaman gedung DPRD.  Bagi kami, ini bukan hanya kertas dengan tanda tangan. Ia adalah simbol bahwa suara mahasiswa tidak bisa lagi diabaikan, hal itu juga diperlukan peninjauan secara bertahap bukan hanya soal penanda tanganan. 

Aksi ini juga memberi pesan penting: idealisme belum mati. Di tengah hiruk pikuk politik yang sering mengecewakan, pemuda masih berani turun ke jalan, masih berani menagih janji demokrasi. Dan dari sorot mata yang lelah itu, lahirlah harapan baru, bahwa perjuangan ini tidak akan berhenti di sini.

Bagi saya pribadi, momen ini akan selalu diingat. Karena setiap langkah, setiap teriakan, dan setiap keringat yang jatuh di jalanan Bukittinggi adalah bagian dari sejarah kecil yang akan terus dikenang

Bukitinggi, Sen 1 September 2025 oleh Ridwan Hidayat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun