Mohon tunggu...
Ridwan Hartiwan
Ridwan Hartiwan Mohon Tunggu... Administrasi - Guru ngaji anak-anak kampung

Aktif di dunia pesantren dan didunia tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lailatul Qadar & Zakat Fitrah

15 Juli 2015   21:59 Diperbarui: 15 Juli 2015   21:59 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Humaniora-Ada semacam ketertarikan yang luar biasa bagi kaum muslimin mrmasuki waktu waktu menjelang usainta bulan ramadhan kaum muslimin ada yang menghabiskan waktunya di masjid masjid untuk sekedar mengejar keberkahan 1000 Bulan yang disebutkqn Alloh SWT didalan Al Quran. Atau yang disebut sebagai malam Lailatul Qadr dengan segala riwayat tentang kehebatan malam tersebut lailatul Qadr disebut dalam Al Quran Surat Al Qadr adalah malam dimana para malaikat turun ke dunia dengan ijin Alloh SWT

Secara harfiah, Lailatul Qadar berarti “Malam Penentuan” atau “Malam Kepastian”, jika kata-kata qadr dipahami sebagai sama asal dengan kata-kata taqdîr. Tetapi ada juga yang mengartikan Lailatul Qadar dengan “Malam Kemahakuasaan”, yakni kemahakuasaan Tuhan, jika kata-kata qadr dipahami sebagai sama asal dengan kata-kata al-Qâdir, yang artinya “Yang Maha Kuasa”, salah satu sifat Tuhan. Sudah tentu kedua pengertian itu tidak bertentangan-meskipun pengertian yang pertama lebih umum dianut orang. Kedua pengertian itu saling melengkapi. Sedang dalam pengertian umum, Lailatul Qadar dimaknai sebagai “malam kemuliaan”.

Dalam al-Quran penyebutan dan gambaran ringkas tentang Lailatul Qadar itu dikaitkan dengan malam diturunkannya al-Quran, yaitu dalam Surat al-Qadr (QS 97: 1-5):

“Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (al-Quran) pada malam kemuliaan[1]. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”

Jadi disebutkan bahwa Allah menurunkan al-Quran pada Lailatul Qadar yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan atau lebih dari delapan puluh tahun (kurang lebih umur maksimal manusia). Karena pada malam itu para malaikat turun, begitu juga Rûh (yang dalam hal ini ialah Rûh Qudus atau Jibril, malaikat pembawa wahyu Tuhan). Mereka turun dengan membawa ketentuan tentang segala perkara bagi seluruh alam, khususnya umat manusia. Malam itu dinyatakan sebagai malam yang penuh kedamaian, hingga terbit fajar di pagi hari.

Pengertian seperti di atas itu adalah yang paling umum dipegang kaum muslim. Tetapi untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam, kita harus meneliti pengertian masing-masing ungkapan atau istilah dalam Surat al-Qadr itu.

Ungkapan bahwa Allah menurunkan al-Quran pada Lailatul Qadar itu. Menurut Ibn Abbas — sebagaimana dikutip dalam Tafsir Ibn Katsir — yang dimaksud ialah diturunkannya al-Quran itu dalam bentuk keseluruhannya secara utuh dan sempurna dari al-Lauh al-Mahfûzh (Lauh Mahfûzh – Papan Yang Terjaga) ke Bait al-‘Izzah (Rumah Kemuliaan) di langit terendah (samâ’ al-dunyâ – langit dunia), lalu diturunkan kepada Nabi s.a.w. secara rinci menurut kejadian-kejadian historis masa beliau selama dua puluh tiga tahun. Malam diturunkannya al-Quran juga disebutkan di bagian lain dalam al-Quran sebagai malam yang diberkati (Lailah Mubarakah) dan malam itu ada dalam bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan, yang padanya diturunkan al-Quran, sebagai petunjuk bagi umat manusia, dan sebagai penjelasan-penjelasan tentang petunjuk (yang telah lalu) dan pembeda (antara mana yang benar dan yang salah)

Kaitan Lailatul Qadr Dan Perintah Zakat

Dan didalam Al Quran yang merupakan pedoman petumjuk manusia dan diturunkan pada malam lailatul qadr ini juga memili perintah zakat fitrah yang dilakukan pada bulan ramadhan yang sangat erat kaitannya dengan ibadah berdimenai sosial, kepedulian umat dan keadilan.

Adapun letak kesamaan Lailatul Qadr dan zakat fitrah adalah waktu pelaksanaanya yanh masuk pada 10 Hari terakhir (Asyru Awahir) sebagaimana Rosululloh SAW memberikan pandangan soal tersebut 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun