Mohon tunggu...
Riduan Situmorang
Riduan Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Riduan Situmorang seorang alumni dari SMA Seminari Menengah Christus Sacerdos P. Siantar dan sedang kuliah di FBS Unimed. Lahir di Simandampin, 31 Desember 1987

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Danau Toba Saat Ini: Lebih dari yang Kamu Bayangkan....

25 September 2021   21:05 Diperbarui: 25 September 2021   21:09 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dengan Tim Peneliti dari Balai Arkeologi Sumatera Utara 2021

Selama hampir tiga pekan kemarin (19 Agustus 2021-9 September 2021), saya tergabung dengan Tim Peneliti Balai Arkeologi untuk menggali potensi wisata sejarah-budaya di Bakara. Hasilnya, bagi saya pribadi, Danau Toba ternyata lebih dari apa yang saya imajinasikan selama ini. Padahal, sebelum ini, melalui berbagai aktivitas kesenian dan kebudayaan, saya dan teman-teman dari Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) sudah cukup sering berkeliling Danau Toba.

Tetapi, hal itu semua belum cukup bagi saya untuk mengenal Danau Toba lebih dalam. Danau Toba tetap lebih dari yang diimajinasikan. Danau Toba benar-benar Wonderful Indonesia. Betapa tidak? Jika kita berpikir bahwa Danau Toba hanya soal danau, itu pikiran yang keliru. Soalnya, di hampir setiap pinggiran Danau Toba, ada air terjun yang bisa disinggahi. Yang termasuk cukup dikenal saat ini adalah Air Terjun Janji di Bakara, Air Terjun Sipiso-Piso di Tongging, Air Terjun Sitimurun di Toba Samosir, Air Terjun Efrata di Harian.

Sebenarnya masih banyak lagi untuk disebut. Air Terjun Si Pultak Hoda di Bakara, misalnya, jauh lebih indah daripada Air Terjun Janji di tempat yang sama. Andai akses diperbaiki, peluang air terjun yang belum disebut tersebut justru lebih dari yang dibayangkan. Buktinya, lekukan jalan di Bukit Sibea-Bea bisa viral dan akhirnya dikunjungi banyak orang. Bukit Sibea-Bea sesungguhnya hanya sebagian kecil.

Penampakan Bukit Sibea-Bea di Danau Toba
Penampakan Bukit Sibea-Bea di Danau Toba

Banyak Sudut dan Situs untuk Disinggahi

Artinya, jika akses dan semua lini dimaksimalkan, penampakan foto lebih eksotis dan lebih menarik daripada Bukit Sibea-Bea bisa ditunjukkan. Hal itu mengingat keasrian dan keaslian alam di sekitar Danau Toba masih terjamin. Danau Toba adalah heritage of Toba. Apa coba yang kurang dari Huta Ginjang di Tapanuli Utara atau Sipinsur di Humbang Hasundutan, misalnya? Tetapi, pemandangan tak hanya di tempat itu. Terlalu banyak malah jika harus disebut.


Tak lama ini, misalnya, ternyata ada pemandangan yang lebih menarik di Sileme-Leme, Parsingguran, Humbang Hasundutan. Pemandangan tak lagi hanya dari Menara Pandang di Tele atau dari Parapat di Simalungun. Saya pikir, sekilas kisah di atas sudah cukup membuktikan bahwa Danau Toba tak tuntas didatangi jika hanya sekali trip.

Ada masih banyak sudut dan situs yang bisa disinggahi. Potensinya bahkan semakin besar jika terjadi irisan modernisasi dengan keasrian alam. Atau, irisan wisata alam sekaligus wisata budaya. Sebab, Danau Toba tidak hanya soal air terjun, pantai yang bersih, atau bukit yang eksotis. Danau Toba lebih dari sekadar alam.

Ada begitu banyak wisata budaya yang bisa dikunjungi, bahkan dikembangkan potensinya. Ada Huta Siallagan, Huta Raja Sidabutar, ada Pusuk Buhit sebagai titik nol marga-marga di Toba. Masih banyak lagi untuk disebut. Setidaknya, ada empat macam dinasti lengkap dengan peninggalannya dari empat klan.

Dinasti dari Empat Klan di Danau Toba

Ada Raja Sijorat dari Panjaitan di Habinsaran daerah Toba. Ada Palti Raja di Samosir dari klan Sinaga. Ada Borbor Marsada dari klan marga Borbor. Yang cukup dikenal, ada pula dinasti Sisingamangaraja dari Sinambela di Bakara. Keempat dinasti dari empat klan itu punya sejarah masing-masing yang menarik untuk disimak dan dikembangkan.

Kampung Tua (Era SM Raja I) di Pinggang Bukit Bakara, Danau Toba
Kampung Tua (Era SM Raja I) di Pinggang Bukit Bakara, Danau Toba

Saya akan coba bercerita hanya dari sudut Bakara saja. Setelah membaca ini, maka saya sangat yakin bahwa kita semakin sadar bahwa Danau Toba itu tak ada habis-habisnya. Tepat di perbatasan Humbang dan Samosir, yaitu di Janji Raja, kepada kita, misalnya, akan disajikan mahakarya agung sebuah bukit hijau yang menjulang. Bukit menjulang ini bisa dipakai sebagai perkemahan.

Tentu, akan sangat menantang jika bukit ini didaki dengan cara berkeliling 360 derajat. Kita akan melihat birunya air danau. Kita juga akan melihat setidaknya 2 air terjun yang indah di sana. Kita juga akan memandang tiga pulau sekaligus: Pulau Samosir, Pulau Simamora, dan Pulau Sibandang. Benar-benar Wonderful Indonesia.

Bagi Anda yang tak suka pendakian, Anda bisa bersantai di beningnya air di beberapa titik. Ada di Aek Sitio Tio sebagai tempat permandian Sisingamangaraja. Ada di bawah pancuran Aek Sipangolu, air kesembuhan pada masa Sisingamangaraja. Ada di bawah Air Terjun Janji dan Air Terjun Sipultak Hoda sembari menikmati rimbunnya pohon-pohon.

Jika suka kuliner ikan air tawar, maka di hampir seluruh pinggiran Danau Toba di Bakara disajikan masakan-masakan khas dan halal. Di Bakara saja, kita tak cukup sehari. Tak mungkin ditinggalkan arung jeram di Sungai Aek Silang, sungai sumber air terbesar ke Danau Toba. Arung jeram di sini sangat manantang. Bakara tentu tak hanya alam. Pada penggalian arkeologis kemarin, saya semakin menyadari itu.

Ada begitu banyak situs budaya yang tidak saja sudah terekspose, tetapi juga yang belum terekspose. Di tengah bentangan rumput atau sawah, misalnya, ada beberapa sarkofagus unik yang bisa dilihat yang tersebar mulai dari Tipang hingga Bakara. Ada benteng-benteng kampung yang kukuh dan terbuat dari batu yang menarik untuk dilihat susunannya. Home stay pun bertebaran dengan harga yang sangat terjangkau.

Salah Seorang Arkeologi di Bakara pada Agustus 2021 
Salah Seorang Arkeologi di Bakara pada Agustus 2021 

Bahkan, bila penggalian arkeologis ini bisa dimasukkan dengan temuan material arkeologis yang sudah berumur lebih dari ratusan tahun, potensi Bakara semakin menarik untuk dikembangkan. Danau Toba melalui Bakara saja sudah cukup meyakinkan bahwa jika kita ingin melakukan acara-acara santai hingga serius, rapat hingga belajar, cukup di Danau Toba. Atau, MICE di Indonesia saja.

Soalnya, jika Anda terkagum-kagum baru-baru ini dengan Bukit Sibea-Bea, percayalah, Danau Toba jauh lebih dari sekadar Sibea-Bea. Tentu, menjadi tugas kita untuk menjaga keasrian Danau Toba ini sebagai danau terbesar di Asia Tenggara agar tetap lestari dengan menjaga hutannya, menjaga lingkungannya, menjaga budayanya. Sebab, Danau Toba adalah kepingan surga yang sangat rugi untuk dilewatkan.

Melihat Danau Toba=Melihat Saksi Dunia

Ingatlah, melihat Danau Toba, kamu tak hanya melihat danau, sungai, sawah, air terjun, situs-situs, dan sebagainya. Melihat Danau Toba berarti membuat kamu melihat saksi bisu letusan terbesar di dunia yang bahkan konon melumpuhkan dinosaurus dari bumi ini. Melihat Danau Toba berarti kamu ikut serta menyaksikan bagaimana kesedihan dan kegelapan bertahan di dunia ini selama bertahun-tahun akibat letusan mahadahsyatnya.

Benteng dari Batu di Perkampungan Tua di Pinggiran Danau Toba, Bakara
Benteng dari Batu di Perkampungan Tua di Pinggiran Danau Toba, Bakara

Namun, melihat Danau Toba juga membuat kamu sebagai saksi bahwa segelap-gelapnya dunia dan sedahsyat-dahsyatnya bencana, manusia tetap bisa bangkit dan bertahan hidup. Danau Toba seharusnya menjadi laboratorium dunia tentang bagaimana manusia bisa bertahan hidup lalu bangkit untuk kemudian menyaksikan eksotisme Danau Toba.

Lebih dari itu, Danau Toba harus menjadi pusat studi agar ia tak meledak lagi. Pada intinya, sebagai yang terbesar di dunia, sangat rugi jika kamu tak datang ke Danau Toba. Seperti yang saya sebutkan di awal tulisan ini, Danau Toba lebih dari yang kita imajinasikan. Apalagi jika kita bahu-membahu untuk menyandingkan modernisme dan keasrian di sana.

Perlu diinformasikan, jejak jalur rempah di titik nol Islam di Barus bisa dilacak di Danau Toba. Humbang Hasundutan. Dari sana, kamu akan menyaksikan getah kemenyan terbaik di seluruh dunia yang sudah sangat terkenal ke seluruh dunia bahkan sebelum negara kita lahir. Ya, di Danau Toba, tepatnya di bagian Barat di Humbang Hasundutan, kamu akan menemukan kemenyan: pohon keramat dan bermanfaat.

Skala Letusan Gunung Toba Dibandingkan Gunung Berapi Besar di Dunia
Skala Letusan Gunung Toba Dibandingkan Gunung Berapi Besar di Dunia
 

Jadi, apa lagi yang mau dicari? Alam? Budaya? Agraria? Maritim? Sejarah, bahkan sejaraha kebangkitan manusia dari "kiamat" bencana besar? Semuanya ada di Danau Toba. Danau Toba sudah semakin indah. Ia semakin jauh dari imajinasi kita. Apalagi belakangan ini, Sang Danau sudah masuk prioritas. DSP Toba...  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun