Manusia tak pernah bisa mengelak dari setiap apapun yang di hadapinya. Sebab apapun itu, kebaikan atau keburukkan, pujian atau cacian, sanjungan atau fitnahan, keduanya adalah mengarah kepadamu dan memberikan efek kepadamu. Yang harus kamu lakukan adalah tidak terkena ataupun tersentuh oleh efek tersebut. Maka sesekali kamu harus belajar untuk mengelak (bersiasat) agar tidak terkena efek pujian atau cacian tersebut,dst.
Suatu hari, Iblis bersumpah di hadapan seluruh penghuni Syurga.
Â
 "Aku bersumpah, akan menggoda Anak-Cucu Adam dari kiri dan kanannya, dan dari depan serta belakangnya."
Â
Kemarin seorang Saudaraku bernama Destri, bertanya.
Â
"Jika demikian, mengapa Makhluk sehebat dan secerdas Iblis tidak menyebutkan dari atas dan bawah..? Kenapa..? Dan Bagaimana..??"
Itulah efek dari pada pujian atau cacian, sanjungan dan fitnahan. Ketika manusia mendapatkan Pujian dan Sanjungan, maka dia akan naik 'keatas' sehingga ia merasakan keunggulan, keakuan dan kebanggaannya dalam mencapai atau meraih pujian itu. Sehingga seringkali ia lupa, bahwa seharusnya hal itu tidak membuatnya melayang dan merasa bahwa dirinya telah menjadi besar dgn apa yg dia lakukan.
Seperti kala, seorang Ramesses III bernama Minepth (Firaun Musa) yang selalu di puja-puji para penasehat kerajaannya serta berada di masa Puncak kejayaannya mengatakan.
"Sesungguhnya Akulah Yg Maha berkuasa, Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan." Saat itu pula, tahukah kamu apa yg di katakan oleh Iblis..?
Iblis berkata, "Sesungguhnya, aku berlepas diri orang-orang yg demikian."
Lihat bagaimana Iblis berlepas diri dari orang-orang yang melayang akibat efek pujaan dan pujian, sanjungan dan kehormatan. Sehingga ia menjajaki ketakaburan dan jalan menuju kehancurannya setelah itu. Iblis tidak lagi bekerja disana, Iblis tidak lagi bertanggungjawab dan Iblis tidak perlu lagi ikut campur atas ketergelinciran Raja Mesir Ramsesses ke-III itu.
Lalu, seperti kala orang-orang Israil di zaman yang sama mengalami Ketergelinciran yang amat sangat. Mulai dari Pengkhianatan terhadap Musa dengan menciptakan Patung Sapi, lalu melakukan pembunuhan, lalu Perintah Penyembelihan Sapi Betina yang berujung pada kutukkan kepada Bani Israil, hingga pada peristiwa memasuki Kota Suci Jerussalem. Kita tahu, bahwa kebesaran dan kekuasaan Tuhan semua di tampakkan dan di wujudkan secara nyata di hadapan Bani Israil.