Mohon tunggu...
Petani Itu Keren
Petani Itu Keren Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memerhatikan Dunia Pertanian dan Peternakan Indonesia. Mendukung penyejahteraan petani sebagai pahlawan pangan nasional.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Modernisasi Pertanian Melalui Alsintan, Lebih Efisien Tingkatkan Produktivitas Pangan

6 September 2018   14:47 Diperbarui: 6 September 2018   14:51 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian Amran Sulaiman belakangan ini gencar mengimplementasikan Program Pengembangan Pertanian Modern. Program tersebut diejawantahkan dalam bentuk pemberian bantuan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) kepada kelompok petani.

Alsintan sendiri sebagai sebuah program merupakan terobosan Kementerian Pertanian dalam memodernisasikan penggunaan alat-alat modern secara masif, mulai dari pengolahan lahan sampai dengan tahap panen dan pasca panen. Dengan begitu, mengubah kegiatan usaha pertanian dari sistem tradisional menuju pertanian yang modern. Ini menggambarkan adanya proses modernisasi pertanian di dalam kebijakan Kementerian Pertanian tersebut.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman sendiri menyatakan bahwa modernisasi pertanian mutlak dilakukan untuk menjadikan Indonesia negara yang kuat berbasis pertanian. Hingga kini pihaknya telah menggelontorkan ribuan alat dan mesin pertanian (alsintan) ke berbagai daerah..

Sejak tahun 2015, Kementerian Pertanian telah memberikan bantuan alat dan mesin pertanian dalam jumlah yang cukup besar. Dalam rentang waktu tahun 2010-2014 jumlah bantuan alsintan yang dibagikan sekitar 50.000 unit.

Pada periode 2015--2017 jumlah bantuan alsintan berbagai jenis yang dibagikan pemerintah kepada petani masing-masing berjumlah 157.493 unit, 110.487 unit, dan 321.000 unit atau naik lebih dari 600%. Meningkat pesat dibandingkan periode sebelumnya.

Amran menilai modernisasi pertanian melalui penggunaan alsintan dari aspek ekonomi secara signifikan terbukti mampu meningkatkan produktivitas komoditas pangan dan pendapatan keluarga petani sehingga proses produksi beras bisa lebih efisien. Melalui penggunaan Alsintan pada setiap tahap kegiatan produksi, panen dan pasca panen mampu menghemat biaya pengolahan tanah, biaya tanam, biaya penyiangan, dan biaya panen karena sebagian besar tenaga kerja sudah diganti oleh penggunaan alsintan yang jauh lebih efisien.

Dalam hal biaya produksi saja, dengan penggunaan Alsintan, dapat menekan biaya produksi. Menekan biaya produksi hingga sekitar 40%. Dimana, yang biasanya biaya panen manual Rp2 juta per hektare, dengan teknologi hanya Rp1 juta. Ini secara tidak langsung bisa meningkatkan kesejahteraan petani.

Bagaimana besarnya manfaat penggunaan Alsintan sebagai salah satu upaya modernisasi pertanian juga disampaikan Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Kementerian Pertanian I Ketut Kariyasa. Ia mencontohkan Alsintan berupa penggunaan traktor roda-2 dan roda-4 yang mampu menghemat penggunaan tenaga kerja dari 20 orang menjadi 3 orang/ha, dan biaya pengolahan tanah menurun sekitar 28%.

Lalu, penggunaan rice transplanter mampu menghemat tenaga tanam dari 19 orang/ha menjadi 7 orang/ha sehingga biaya tanam menurun hingga 35%, serta mempercepat waktu tanam menjadi 6 jam/ha. 

Begitupula penggunaan combined harvester mampu menghemat tenaga kerja dari 40 orang/ha menjadi 7,5 orang/ha dan menekan biaya panen hingga 30%. Bahkan menekan kehilangan hasil dari 10,2% menjadi 2%, serta menghemat waktu panen menjadi 4 sampai 6 jam/ha.

Ketut mengungkapkan, berdasarkan perhitungan sederhana, penggunaan Alsintan mulai dari olah sawah hingga panen dapat menekan biaya produksi padi sebesar 6,5% dan meningkatkan produksi sebesar 33,8 %, dari 6,0 ton GKP/ha menjadi 8,1 ton GKP/ha. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun