Mohon tunggu...
Ridho Juliano
Ridho Juliano Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kuningan

Seorang manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Bola

Konflik Amad Diallo: Ketika Harga Diri Ibu Diinjak, Jari Tengah Bicara!

1 Juni 2025   22:56 Diperbarui: 1 Juni 2025   22:56 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amad Diallo (instagram.com/amaddiallo19)

Perjalanan pramusim klub sepak bola seringkali menjadi ajang unjuk gigi bagi para pemain muda, kesempatan emas untuk menarik perhatian manajer dan memukau penggemar. 

Namun, bagi Amad Diallo, gelandang muda Manchester United, tur Asia 2025 di Malaysia justru menyisakan sebuah insiden kontroversial yang menjadi sorotan utama. 

Sebuah jari tengah yang diacungkan ke arah kerumunan penggemar usai kekalahan 0-1 dari ASEAN All Stars pada Rabu (28/5) lalu, memicu badai pertanyaan dan perdebatan.

Meski tindakan tersebut jelas kurang pantas, respons Diallo kemudian di media sosial justru lebih mengejutkan. 

Ia dengan tegas menyatakan tidak menyesali perbuatannya. Bukan karena ingin menunjukkan arogansi, melainkan sebuah pembelaan diri yang tulus: 

"Saya menghormati orang lain, tetapi tidak dengan orang yang menghina ibu saya. Saya seharusnya tidak bereaksi seperti itu, tetapi saya tidak menyesali apa yang telah saya lakukan. Kami bersenang-senang di Malaysia bersama orang-orang baik."

Pernyataan ini sontak mengubah narasi dari sekadar tindakan indispliner menjadi sebuah renungan tentang batas-batas kehormatan pribadi di era digital. 

Dalam dunia di mana setiap gerak-gerik publik figur selalu diawasi dan dihakimi, privasi dan martabat seringkali tergerus oleh lautan komentar, baik yang konstruktif maupun yang merendahkan. 

Diallo tidak merinci bagaimana ibunya dihina, namun spekulasi kuat mengarah pada komentar-komentar negatif di media sosial. Ini bukan lagi sekadar ejekan biasa di pinggir lapangan; ini adalah serangan terhadap sosok paling suci dalam hidup seorang individu.

Meskipun secara etika seorang atlet profesional diharapkan selalu menjaga sikap, respons emosional Diallo, terlepas dari konsekuensinya, bisa dipahami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun