Dari beberapa referensi, seminar, workshop atau apapun terkait kiat memulai sebuah usaha, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
Pertimbangan yang tepat adalah melalui survey atau penelitian. Lokasi, kebutuhan masyarakat, dan potensi diri (minat, bakal, modal, serta kemampuan lainnya) sangat penting dilihat di awal.
Identifikasi melalui survey atau penelitian ini akan membantu memperkirakan keuntungan, kerugian serta prospek ke depan. Tidak terkecuali tentang ramalan, kira-kira berapa lama bisnis ini akan bertahan.
Kira-kira demikian analogi yang bisa diterapkan apabila kita mau kuliah. Baik di tingkat sarjana maupun pascasarjana.
Kita tidak bisa kuliah asal kuliah. Memikirkan masa depan itu perlu pertimbangan matang. Kesalahan fatal dalam memprtimbangkan sebelum mendaftarkan diri untuk kuliah di pascasarjana bisa berakibat fatal. Fatal untuk diri sendiri, orang lain, serta masyarakat dan banga untuk skop yang lebih luas.
Kuliah Pascasarjana
Saat ini, pendidikan pascasarjana atau yang lazim kita kenal sebagai S2, bukan lagi hal yang istimewa. Beberapa jurusan memang masih dalam kategori langka. Secara umum, gelar pendidikan S2, sudah tidak lagi disebut istimewa. Bahkan S3 pun membanjir jumlahnya. Beberapa jurusan yang masih dikatakan langka untuk jenjang S2 ini di antaranya profesi keperawatan.
Saat ini, S2 keperawatan sangat banyak dibutuhkan. Mulai untuk kepentingan lembaga pendidikan hingga pelayanan kesehatan. Baik di Puskesmas, klinik spesialis maupun berbagai tipe rumah sakit (RS).
Jumlah pendidikan S2 keperawatan kita masih sangat terbetas jumlahnya. Hanya ada 8 jumlah jurusan spesialisasinya (keperawatan bedah dan penyakit dalam, jiwa, anak, komunitas, maternitas, manajemen, gawat darurat dan onkologi atau kanker) di seluruh Indonesia, tersedia di beberapa kampus.
Tujuan kuliah
Sebelum ambil S2, penting sekali merumuskan tujuannya. Minat jadi dosen, tidak sama dengan bekerja di pelayanan, RS atau Puskesmas. Demikian pula jika ingin ke luar negeri atau mau kerja di industry. Merumuskan tujuan kuliah akan sangat membantu dalam kelancaran studi.
Tujuan kuliah yang spesifik umumnya disesuaikan dengan minat. Minat saja belum cukup. Harus disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan atau masyarakat. Apalagi misalnya ingin jadi dosen.
Di sinilah pentingnya mengidentifikasi semua sektor terkait. Misalnya kita minat jadi dosen di Aceh. Kita perlu tahu saat ini mayoritas dosen keperawatan yang ada di Aceh mengambil jurusan apa. Katakanlah mayoritas mereka memiliki spesilisasi keperawatan komunitas. Maka sebaiknya kita ambil jurusan S2 lainnya.
Idealnya adalah mengambil jurusan yang selaras. Jurusan linear ini ada plus minusnya. Kelebihannya adalah fokus, mendukung profesi dan tidak ada masalah ke depan untuk akreditasi dan sertifikasi. Kekurangannya jika jurusan yang sama produknya sudah membludak.
Oleh karenanya, kita dibutuhkan plan B. Misalnya, kalau tidak mengambil yang linear keperawatan, minimal kita ambil jurusan kesehatan yang mendekati atau yang kira-kira kita mampu. Sebagai contoh, yang laris adalah jurusan S2 kesehatan masyarakat.
Kita bisa juga ambil Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), bioteknologi, teknologi informasi kesehatan, pendidikan kesehatan/kedokteran, biokimia dan lain-lain. Setiap jurusan yang disebutkan di atas masih memiliki beberapa sub-peminatan.
Sebagai contoh K3, memiliki beberapa cabang spesialisasi, misalnya occupational health nursing (OHN), occupational health medicine, occupational therapist, dll.
Trend kesehatan
Idealnya, kembali lagi pada tujuan kita kuliah. Jika kebutuhan masyarakat di sisi pelayanan masih cukup banyak, ambillah S2 keperawatan yang linear yang prospektif.
Guna mengambilnya, kita bisa gunakan referensi yang ada tanpa melalukan penelitian langsung. Referensi ini bisa sifatnya global, regional maupun nasional. Kita kembalikan lagi kepada tujuan pandidikan kita mau kerja di mana.
Kalau Anda ingin bekerja di luar negeri, minimal tiga tahun ke depan, gunakan referensi internasional. Tapi jika ingin kerja di dalam negeri saja, apalagi di daerah asal tempat kita tinggal, cukup mengacu pada daftar penyakit terbanyak di tempat kita. Istilahnya trend kesehatan.
Sebagai contoh, saat ini, menurut WHO, terdapat 10 jenis penyakit yang menyebabkan terjadinya kematian terbesar. Di antaranya: penyakit kardiovaskuler atau jantung, paru-paru (TBC), kanker, hati, ginjal, stroke, Alzheimer, saluran pernafasan, dehidrasi karena diare, dan Diabetes. Mengambil salah satu dari jurusan tersebut di atas sangat direkomenasikan.
Kita bisa juga ambil jurusan lain yang sebetulnya sangat dibutuhkan, meski tidak termasuk kategori di atas. Misalnya ICU, keperawatan bedah plastic, kamar operasi, teknologi informasi dan keperawatan estetika. Sekali lagi pilihannya banyak yang menjanjikan masa depan yang lebih  cerah.
Kebutuhan masyarakat
Pada prinsipnya, mangambil pendidikan S2 itu gampang jika disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Minimal dalam jangka waktu 10 tahun ke depan. Posisi kita aman dan tidak perlu kuatir akan peluang kerja.
Lebih bagus lagi apabila disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Saat ini kita masih banyak membutuhkan S2 keperawatan. Bahkan untuk mendapatkan lulusannya lebih sulit daripada S2 kedokteran. Ironi memang.
Oleh sebab itu, teman-teman yang ingin mengambil S2 keperawatan tidak perlu kualtir. Peluangnya sangat luas. Apalagi jika ingin jadi dosen. Sangat banyak dibutuhkan di se-antero Nusantara.
Penghasilanpun lumayanlah. Jika di pelayanan, Anda akan memperoleh tunjangan fungsional, ditambah tunjangan pelayanan yang biasanya disesuaikan dengan jumlah pasien. Makin banyak pasien makin besar insentifnya.
Demikian pula dosen. Ada sertifikasi dosen yang besarnya kurang lebih sama dengan gaji. Kalau Rp 12 juta per bulan, teman-teman jebolan S2 akan dapat mengantonginya dengan mudah.
Belum lagi jika terlibat dalam kegiatan penelitian, bimbingan penyusunan jurnal, jadi penulis, konsultan atau sambil buka praktik. Luar biasa keuntungannya.
Kesimpulan
Jika ada rejeki, lanjutkan pendidikan Anda ke jenjang S2. Pilihannya cukup banyak. Terlebih bila Anda pintar berbahasa Inggris dan kemampuan menulis jurnal serta penelitian. Beasiswa juga luas membentang untuk studi di luar negeri.
Singkatnya, prospek ke depan sangat menjanjikan, baik pekerjaan ataupun income. Di dalam ataupun di luar negeri. Tinggal pilih.
Trust me!
Makassar, 27 November 2021
Ridha Afzal
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI