"Investasi di pendidikan nggak akan ada ruginya, selama niatnya lurus buat menuntut ilmu." Begitulah penggalan obrolan saya dengan seorang kawan yang baru saja lulus S2. Suatu capaian yang membanggakan di usia yang relatif muda, di tengah padatnya pekerjaannya sebagai orang ASN di kementerian pusat.
Keputusan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, S2 misalnya memang bukanlah suatu keputusan yang salah apabila dibarengi dengan pikiran dan langkah-langkah yang bijak terutama perihal waktu dan biaya.
Sebaliknya, bakalan menjadi bumerang apabila dilakukan tanpa persiapan matang. Apalagi jika menjadi pekerja dan mengharuskan menempuh pendidikan dengan biaya pribadi bukan beasiswa. Biaya kuliah S2 yang relatif tinggi bakal menjadi hal yang perlu dipertimbangkan, jangan sampai putus di tengah jalan.
Nggak hanya itu, S2 yang lekat dengan membuat summary jurnal-jurnal di setiap mata kuliah dan waktu yang singkat dibanding S1 harus juga memikirkan proposal penelitian untuk tesis. Pastinya bakal membutuhkan waktu ekstra khusus untuk menyelesaikannya.
"Kunci biar S2 lulus tepat waktu dan pekerjaan nggak terganggu itu letaknya ada di diri kita sendiri. Kalau kita sudah mempersiapkan mental, waktu, dan tenaga semua bakal jadi menantang dan seru, tapi kalau kita asal-asalan tanpa persiapan ya bunuh diri namanya nambah stres," ujarnya.
Dari obrolan tersebut saya merangkum pesan-pesan dari kawan saya, agar S2 sambil kerja bukan menjadi beban melainkan menjadi keseruan di dalam fase hidup.
1. Jer Basuki Mawa Beya
"Tujuan lanjut pendidikan tinggi itu untuk apa? Pertanyaan yang menghiasi kepala saya akhir-akhir ini.
Support system yang utama dan yang pasti adalah diri kita sendiri. Kita harus memastikan bahwa niat kita melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 adalah untuk upgrade diri, menuntut ilmu, dan memperkaya pengetahuan, sehingga kita dapat mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik seperti manajemen waktu, manajemen finansial, dan manajemen fisik.
Meminjam kalimat dari Fiersa Besari, seorang petualang, pemusik dan penulis buku "Logika tanpa logistik itu anarkis". Suatu rencana yang hanya dilandaskan pada logika tanpa dukungan sumber daya yang memadai hanya sulit diwujudkan.
Kalau menganalisis makna semboyan Jawa Timur "Jer Basuki Mawa Beya", semua kemakmuran dan kesuksesan itu membutuhkan biaya. Biaya di sini nggak sebatas materi saja, melainkan kecakapan pengetahuan, keterampilan dan fisik yang memadai.