Konsistensi
Mendengar kisah sukses motivator itu sangat menyenangkan. Kita bisa terbius karenanya. Seolah hanya bermodalkan optimisme sudah cukup agar kita bisa berhasil. Nyataya tidak demikian.
Usaha yang terus menerus, konsisten, sangat penting. Sementara, suasana hati dan pikiran kita selalu berubah-ubah. Belum lagi hati dan pikiran orang lain, termasuk partner bisnis jika ada. Konsistensi ini berpengaruh besar terhadap kelangsungan sebuah usaha.
Motivator bisa saja menyampaikan strategi terkait konsistensi ini semua, karena masa-masanya sudah mereka lewati. Tetapi motivator mungkin lupa menyampaikan peran nasib. Â
Iklim Teknologi dan Politik Berubah
Teman saya memulai bisnisnya dengan jualan pulsa. Saat ini sudah punya empat anak cabang di Aceh. Padahal profesinya sebagai perawat. Kini dia sedang menempuh jenjang pendidikan Pasca Sarjana di Banda Aceh.
Sekilas, membuat saya "bingung", sebenarnya apa rencana dia ke depan. Mana yang akan menjadi bisnis utama dan mana yang sampingan? Keperawatan atau jualan pulsanya. Atau kedua-duanya?
Jauh sebelum HP atau mobile phone marak di negeri ini, orang banyak yang membuka bisnis Wartel. Nyatanya bertahan hanya sekitar lima tahun. Saat HP mulai bermunculan, Wartel pun perlahan tutup. Kemudian muncul Warnet, yang kini tidak "semakmur" dulu.
Sejak paket-paket internet dijual dan dapat diperoleh di mana-mana dengan harga terjangkau, Warnet tidak lagi ramai pengunjungnya. Iklim teknologi dan iklim politik sangat berpengaruh dalam bisnis.
Nasib
Ada orang-orang yang sangat percaya diri dengan memiliki satu macam bisnis, hanya bisnis utama tanpa lainnya. Ada pula yang memiliki bisnis sampingan, sebagai penunjang bisnis utama. Istilahnya sebagai cadangan. Kedua-duanya mereka terapkan.
Meski demikian, sama bisnis, lama merintis juga tempatnya, ternyata tidak bisa meraih tujuan keberhasilan yang sama. Padahal, strateginya tidak beda. Nasib namanya.Â
Inilah rahasia hidup yang jangankan orang biasa, motivator kondang pun tidak bakal mampu mengupasnya.